Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaru dari sejumlah lembaga internasional dunia. Seluruhnya memang menyatakan proyeksi yang lebih rendah untuk laju perekonomian Tanah Air.
Bank Dunia misalnya. Pada Juni 2020, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan turun dari kisaran 2,1 persen menjadi nol persen pada tahun ini. Kendati begitu, ekonomi nasional diperkirakan mencapai 4,8 persen pada 2021.
Sementara Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memperkirakan Indonesia hanya akan menikmati pertumbuhan di kisaran minus 1 persen pada 2020. Pada 2021, mereka meramal ekonomi RI bisa meningkat jadi 5,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) meramal ekonomi di dalam negeri akan jatuh ke minus 2,8 persen sampai minus 3,9 persen pada tahun ini. Kemudian melompat ke kisaran 2,6 persen sampai 5,2 persen pada 2021.
"Proyeksi OECD cukup lebar, ini tergantung pada second hit atau kalau tidak terjadi second waves of covid," ucap Ani, sapaan akrabnya, saat rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (22/6).
Terakhir, hasil konsensus Bloomberg memperkirakan laju perekonomian Indonesia hanya mencapai 0,5 persen pada tahun ini. Selanjutnya naik jadi 5,5 persen pada tahun depan.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) belum mengubah proyeksinya dari kisaran 0,5 persen untuk tahun ini pada April lalu. Begitu pula dengan proyeksi tahun depan mencapai 8,2 persen.
Sementara Ani memperkirakan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 0,4 persen sampai minus 1 persen pada tahun ini. Lalu, merujuk pada asumsi yang tertuang di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, ekonomi diperkirakan mencapai 4,5 persen sampai 5,5 persen pada 2021.
Pada kuartal I 2020, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen. Ani memperkirakan ekonomi kuartal II 2020 akan turun jadi minus 3,8 persen.
Lalu, kuartal III 2020 berada di rentang 1,4 persen sampai minus 1,6 persen dan kuartal IV 2020 di kisaran 1 persen sampai 3,4 persen.