Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Fajrin Rasyid mengungkapkan besarnya potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia. Berdasarkan proyeksi Temasek, potensi ekonomi digital Indonesia tembus US$133 miliar atau setara Rp1.500 triliun di 2025.
"Kalau bicara soal ekonomi digital Indonesia itu diproyeksi oleh Temasek sekitar US$133 miliar di 2025 atau lebih dari Rp1.500 triliun," ujarnya, Jumat (26/6).
Untuk diketahui, Temasek adalah perusahaan investasi global yang berkantor pusat di Singapura. Fajrin menuturkan, Temasek beberapa kali memperbaharui proyeksinya terkait potensi ekonomi digital Indonesia di 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2015, Temasek dalam risetnya memprediksi potensi ekonomi digital Indonesia mencapai US$80 miliar di 2025. Kemudian direvisi naik menjadi US$100 miliar pada riset di 2017. Terakhir, Temasek menaikkan prediksinya menjadi US$133 miliar di 2019 lalu.
"Artinya apa, ekonomi digital Indonesia berjalan atau berkembang lebih cepat dari yang diduga sebelumnya, itu yang terjadi dengan ekonomi digital Indonesia," katanya.
Menengok fakta tersebut, ia menuturkan transformasi digital merupakan sebuah keharusan. Ia pun lantas membeberkan transformasi digital di Telkom yang mencakup empat hal. Pertama, transformasi proses operasional dalam perusahaan.
"BUMN dan perusahaan pada umumnya sudah memiliki proses yang berjalan, nah bagaimana kami bisa menggunakan digital untuk efisiensi proses yang sudah jalan tersebut," katanya.
Kedua, menyangkut pengalaman konsumen (customer experience). Ia menuturkan konsumen dalam 10 tahun terakhir semakin menginginkan proses instan lantaran memiliki saluran salah satunya sosial media. Dengan demikian, maka merek maupun perusahaan harus bisa mengakomodasi customer experience tersebut.
Sebagai contoh, ia mengaku mendapatkan ucapan selamat sekaligus komplain melalui sosial media segera setelah menjabat sebagai Direktur Digital Business Telkom.
"Hari Jumat kemarin setelah saya ditunjuk menjadi Direktur Telkom, saya menerima banyak ucapan selamat dan saya menerima banyak komplain. Jadi, orang kemudian banyak yang menggunakan sosial media, internet, Twitter karena merasa ini harusnya bisa disaut (dijawab) dengan segara," katanya.
Ketiga, transformasi model bisnis, yaitu ekspansi bisnis baru yang sebelumnya belum ada, kemudian lahir dengan teknologi digital. Terakhir, adalah layanan digital.
"Jadi kami bicara soal layanan yang menyentuh end customer, bisa saja manusia, individu atau badan usaha lainnya yang membutuhkan layanan digital, ini yang akan menjadi fokus Telkom ke depan," katanya.