Jokowi Klaim Daya Beli dan Ekspor Mulai Merangkak Naik

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jul 2020 12:10 WIB
Jokowi mengartikan daya beli masyarakat meningkat karena peredaran uang terjadi di masyarakat kelas menengah ke bawah.
Jokowi mengartikan daya beli masyarakat meningkat karena peredaran uang terjadi di masyarakat kelas menengah ke bawah. (CNN Indonesia/Damar).
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim tingkat konsumsi masyarakat mulai bangkit setelah terpuruk akibat pandemi virus corona. Hal itu didorong oleh bantuan sosial (bansos) yang dikucurkan pemerintah kepada masyarakat kelas menengah ke bawah.

"Konsumsi sudah mulai terungkit naik," ucap Jokowi dalam video conference, Kamis (23/7).

Ia bilang kenaikan tingkat konsumsi masyarakat ini mengartikan ada peredaran uang yang meningkat di kelas menengah ke bawah. Peredaran uang di masyarakat terjadi karena pemerintah menyalurkan bansos tunai, bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, dan bansos sembako.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada peredaran uang di (kelas menengah) bawah karena ada BLT dana desa, bansos tunai, dan bansos sembako. Itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsusmsi rumah tangga, konsumsi masyarakat," terang Jokowi.

Selain itu, ia menyatakan aktivitas ekspor juga meningkat pada Juli 2020 dibanding dengan periode Mei dan Juni 2020 lalu. Ia minta agar semua aktivitas ekonomi bisa terus meningkat ke depannya agar perekonomian domestik membaik.

"Momentum-momentum ini jangan dilewatkan," imbuh Jokowi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat konsumsi masyaakat pada kuartal I 2020 hanya 2,84 persen pada kuartal I 2020. Angkanya anjlok dari posisi kuartal I 2019 yang mencapai 5,02 persen.

Sementara, neraca perdagangan semester I 2020 tercatat surplus US$5,5 miliar. Surplus terjadi karena kegiatan ekspor lebih tinggi dari impor.

Rinciannya, nilai ekspor sepanjang semester I 2020 sebesar US$74,41 miliar dan impor hanya US$70,91 miliar. Meski surplus, tapi kegiatan ekspor dan impor terlihat masih melemah dibandingkan dengan semester I 2019.

BPS mencatat nilai ekspor pada semester I 2019 sebesar US$80,85 miliar. Kemudian, impornya lebih tinggi mencapai US$82,72 miliar. 

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER