Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2020 Room to Road bersama ProVisi Education dengan dukungan Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan seminar daring yang bertajuk "Seminar Buku Cerita Anak Berkualitas: Dari Kreator Buku untuk Anak Indonesia Gembira".
Mengangkat tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju dan tagline #AnakIndonesiaGembiradiRumah, seminar daring ini mengundang penulis dan ilustrator buku cerita anak untuk berbagi proses dan pengalaman saat terlibat dalam pembuatan buku cerita anak yang berkualitas bersama Room to Read.
Seperti dua penulis buku anak Kusumadewi Yuliani dan Imelda Naomi, serta dua ilustrator buku cerita anak, Evelyn Ghozali dan Wastana Haikal yang berbagi cerita tentang proses pembuatan buku mulai dari tantangan dan pembelajaran dalam penulisan buku anak. Kepada 300 peserta salah satu dari mereka mengatakan pembuatan buku cerita anak yang baik harus mempertimbangkan sudut pandang anak karena logika anak berbeda dengan orang dewasa.
"Buku cerita yang menarik adalah yang mampu membuat anak-anak terlibat dalam buku. Melalui buku-buku tersebut, anak-anak menjadi ingin membaca lagi, lagi, dan lagi," tutur Imelda Naomi dalam keterangan tertulis.
Penulis lain Kusumadewi juga berbagi pengalaman selama menulis buku karangannya 'Lautkah Ini?' di kegiatan yang dihadiri yang terdiri dari penulis, ilustrator, guru/kepala sekolah/pustakawan, serta mahasiswa dan orang tua dari seluruh Indonesia. Dirinya mengatakan harus sungguh-sungguh mempelajari siklus air dan mencari tahu ukuran tetes air agar bisa menjelaskan dengan detail kepada illustrator. Buku tersebut juga hadir setelah Kusumadewi terinspirasi oleh pertanyaan dari siswanya.
"Proses penulisannya sangat panjang, tapi semuanya terbayar saat melihat buku-buku kita disebarkan ke seluruh Indonesia dan dibaca oleh anak-anak," tuturnya.
Selain itu, Kusumadewi yang juga seorang guru SD ini menambahkan Workshop dan mentoring buku-buku Room to Read telah memberikan pengetahuan dan mengubah cara pandang para penulis dan ilustrator.
"Membuat buku anak tampaknya mudah, namun kami harus sangat teliti dan memberikan deskripsi sangat detail," kata Kusumadewi.
"Apa yang saya dapatkan dalam workshop, juga sangat bermanfaat saat mengajar anak-anak," tambahnya.
Di sisi lain, Associate Director Book Publishing Room to Read Global Mahesh Pathirathna mengungkapkan Room to Read menerapkan proses pembuatan buku berkelanjutan dalam proses pembuatan buku cerita anak yang berkualitas. Room to Read juga telah mengembangkan buku cerita anak dalam 30 bahasa untuk mendukung kegembiraan membaca anak-anak. Di Indonesia, Room to Read pertama kalinya bekerja sama dengan penerbit lokal dan pemerintah.
![]() |
"Room to Read menyediakan workshop dan mentoring untuk penerbit, penulis, dan ilustrator, untuk memastikan tersedianya buku-buku berkualitas yang dapat dinikmati oleh beragam anak di Indonesia," ungkap Mahesh.
"Anak adalah bagian dari masyarakat. Karenanya Room to Read menyajikan berbagai format buku anak, non fiksi, cerita rakyat, serta koleksi khusus misalnya cerita tentang anak tuna netra," tambahnya.
Selain melalui workshop dan mentoring yang intensif, Room to Read juga menjalankan field testing, yaitu proses menghadirkan buku cerita ke hadapan anak-anak untuk melihat apakah narasi dan ilustrasi telah dimengerti oleh mereka. Field testing menjadi tahap penting bagi buku-buku Room to Read sebagai penentu kelanjutan proses akhir cetak buku.
Mahesh Pathirathna menambahkan kebutuhan buku untuk anak-anak Indonesia tidak dapat seluruhnya terpenuhi melalui buku cetak. Oleh karena itu, dengan dukungan dari Google.org, Room to Read mengembangkan pelantar digital Literacy Cloud.
"Literacy Cloud menyediakan lebih dari 200 buku cerita anak berkualitas serta beragam sumber dan video pembelajaran untuk kreator buku dalam mengembangkan buku cerita anak. Literacy Cloud juga bermanfaat untuk menemani kegiatan membaca di rumah anak-anak selama masa pandemi COVID-19," imbuhnya.
Sementara itu, Peneliti Ahli Utama Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud Dr. E Oos M Anwas turut memberikan materi pembuka dan menyampaikan prinsip penulisan buku cerita anak yang baik berdasarkan Puskurbuk.
"Buku yang baik adalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kami memiliki amanat untuk bersama-sama mewujudkan ekosistem perbukuan yang menghasilkan buku bermutu, murah, dan merata," pungkasnya.