Amerika Serikat menambah investasi untuk mempercepat pengembangan vaksin virus corona sebesar US$472 juta atau setara dengan Rp6,8 triliun (kurs Rp14.585 per dolar AS).
Saat ini, perusahaan vaksin Moderna telah memulai fase akhir dari uji klinis vaksin virus corona.
Dikutip dari AFP, Moderna mengatakan investasi tambahan akan digunakan untuk memperluas uji klinis fase tiga yang mencakup 30 ribu peserta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam uji coba awal, vaksin eksperimental Moderna menghasilkan antibodi virus corona, yang seharusnya membantu menangkal penyakit di dalam tubuh 45 peserta. Setengah dari 30.000 peserta akan menerima dosis 100 mikrogram vaksin, sementara sisanya akan diberikan plasebo.
Amerika Serikat telah mencatat 146.000 kematian akibat virus corona dan menjadi negara terbanyak yang mencatat kematian.
Belum lama ini, aliansi farmasi BioNTech dan Pfizer Amerika-Jerman mengumumkan bahwa pemerintah AS telah berkomitmen US$1,95 miliar untuk pengadaan 100 juta dosis vaksin akhirnya.
Dengan laboratorium di seluruh dunia yang berlomba untuk mengembangkan vaksin efektif pertama, Moderna tampaknya memegang kepemimpinan saat memasuki babak final uji klinis.
Langak tersebut menjadi penentuan keputusan apakah vaksin efektif dan aman.
Moderna, yang telah bekerja sama dengan otoritas kesehatan AS, mengatakan mereka mengharapkan untuk dapat menghasilkan 500 juta dosis per tahun dan berpotensi hingga 1 miliar mulai 2021.
Perusahaan biotek China Sinovac mengatakan pada 6 Juli bahwa mereka juga akan memulai uji klinis fase tiga bulan ini, bekerja sama dengan pusat penelitian biologi Butantan Brasil.