Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti perkembangan ekonomi yang sangat dinamis di tengah pandemi virus corona. Ketidakpastian ini mewarnai krisis ekonomi dan dan kesehatan yang dialami oleh ratusan negara di dunia.
Jokowi mengungkapkan empat bulan lalu, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyampaikan proyeksi laju ekonomi global minus 2,5 persen. Selang sebulan, Bank Dunia merevisi ke bawah prediksi ekonomi global dari minus 2,5 persen menjadi minus 5 persen.
Tiga pekan lalu, Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyampaikan perekonomian global akan terkontraksi pada minus 6 hingga minus -7,6 persen tahun 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya enggak tahu apa ini akan bergerak lebih buruk lagi karena situasinya dinamis sekali," ujar Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Kegiatan Bersama Kejuangan (PKB Juang) Tahun Anggaran 2020, Selasa (28/7).
Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berubah-ubah. IMF, sambung Jokowi, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indoensia akan masuk tiga besar terbaik di dunia.
"China akan tumbuh masih tumbuh 1,9 persen. India akan tumbuh 1,2 persen, dan Indonesia 0,5 persen persen," ujarnya.
Kendati demikian, seiring cepatnya perubahan, bukan tak mungkin proyeksi itu kembali direvisi.
Terlebih, Jokowi mengingatkan sejumlah negara harus menghadapi proyeksi laju perekonomiannya terkontraksi.
"Prancis -17,2 persen, Inggris -15,4 persen, Jerman -11,2 persen, AS -9,7 persen dan negara2 lain posisinya sama minus, minus, minus," ujarnya.