Ekonom Indef Tauhid Ahmad menilai pemerintah perlu menyiapkan skenario jika terjadi resesi ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini, meskipun pertumbuhan ekonomi RI baru satu kali tercatat negatif.
Resesi ekonomi adalah kondisi sebuah negara mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) selama dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen.
"Harusnya memang kita sudah siap untuk skenario resesi ekonomi, bukan skenario pemulihan ekonomi, karena akan beda skenario yang ditampilkan," jelasnya, dalam diskusi virtual Indef, Kamis (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, lanjut dia, sejumlah negara sudah mendeklarasikan diri mengalami resesi ekonomi tanpa menunggu dua kuartal berturut-turut.
Tujuannya, agar masyarakatnya maupun pelaku usaha mempersiapkan diri menghadapi kondisi tersebut.
"Misalnya, Korea Selatan dan AS menggunakan definisi sendiri, apabila dalam berbulan-bulan ekonominya turun drastis, mereka sudah katakan kalau mereka sudah resesi," paparnya.
Ia menuturkan resesi ekonomi akan meningkatkan jumlah pengangguran dan kemiskinan di suatu negara. Prediksi, jumlah penduduk miskin bertambah 5 juta hingga 10 juta orang, sedangkan pengangguran akibat PHK bertambah 10 juta orang,
"Pada kuartal II saja, kerugian ekonomi menggunakan harga konstan itu Rp145 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Artinya, besar sekali kerugian yang diterima oleh ekonomi negara ini," katanya.