Target Kontrak Proyek Waskita Karya Baru Capai 30 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 07 Agu 2020 14:10 WIB
Waskita Karya menyebut kontrak proyek baru mencapai 8,13 triliun atau 30 persen dari target sebesar Rp26 triliun yang ditetapkan untuk 2020 ini.
Waskita Karya baru mengantongi kontrak proyek 8,13 triliun atau 30 persen dari target 2020 sampai dengan semester I kemarin. Ilustrasi. (www.waskita.co.id).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengantongi kontrak baru senilai Rp8,13 triliun per akhir Juni 2020. Kontrak tersebut baru mencapai 30 persen dari target 2020 yang mencapai Rp26 triliun.

Direktur Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan dari kontrak tersebut, 58 persen di antaranya dilakukan untuk pembangunan tol.

Sementara sisanya, dilakukan untuk pembangunan fasilitas kesehatan, gedung, industri, hingga proyek sipil lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proyek jalan tol masih menjadi pendongkrak nilai kontrak baru Waskita. Di sisi lain, dalam rangka meningkatkan diversifikasi jenis proyek, perseroan juga melaksanakan pembangunan fasilitas kesehatan, jaringan gas, dan pembangunan pabrik kelapa sawit," kata Destiawan seperti dikutip dari Antara, Jumat (7/8).

Ia merinci untuk tol, kontrak dibuat untuk pembangunan Tol Bogor - Ciawi - Sukabumi paket III dan IV dengan nilai kontrak Rp3,3 triliun dan Tol Pasuruan - Probolinggo seksi IV dengan nilai Rp1,3 triliun.

Sementara untuk yang non tol, kontrak diraih dalam dalam pembangunan rumah sakit COVID-19 di beberapa daerah antara lain  Ruang Isolasi RS Fatmawati di Jakarta, fasilitas Observasi & Karantina Pulau Galang di Riau, serta Ruang Isolasi Penyakit Infeksi Emerging RS Adam Malik di Medan.

[Gambas:Video CNN]

Perseroan juga memperoleh kontrak proyek pembangunan sarana pendidikan yaitu Gedung Universitas Islam Negeri Jambi dan Politeknik Negeri Malang.

Destiawan optimis walau baru mencapai 30 persen, target kontrak yang ditetapkan untuk tahun ini bisa dicapai. 

"Ke depan, Waskita fokus menggarap proyek-proyek konvensional sehingga tidak lagi banyak bergantung pada proyek dari business development ataupun proyek jalan tol saja." ujar Destiawan.

(age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER