PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyatakan terpaksa menghentikan beberapa proyek infrastruktur rata-rata selama 30 hari sampai 45 hari. Hal ini merupakan dampak dari penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi virus corona (Covid-19)
"Kalau kami lihat terkait PSBB, proyek kami kebanyakan di Jawa. Rata-rata kami membekukan periode kurang lebih 30 hari sampai 45 hari," kata Direktur Keuangan Waskita Taufik Hendra Kusuma dalam video conference, Sabtu (11/7).
Bahkan, kata Taufik, beberapa proyek juga terpaksa dihentikan hingga 110 hari. Namun, jumlah proyek infrastruktur tersebut tak banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Taufik, penghentian proyek ini berdampak pada kinerja keuangan Waskita Karya. Selain itu, target penyelesaian proyek juga akan semakin panjang.
"Dengan ada pendanaan dari komersial, semakin lama penyelesaian semakin berat beban bunga yang ditanggung. Kira-kira seperti itu efeknya," ujarnya.
Di tengah pandemi virus corona, Waskita Karya juga berencana melepas kepemilikan (divestasi) saham di empat ruas tol pada tahun ini. Divestasi yang diperkirakan senilai Rp7 triliun sampai Rp8 triliun itu dilakukan demi memperbaiki arus kas perusahaan.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan saham beberapa ruas tol yang akan dijual adalah Tol Becakayu, Tol Kanci-Pejagan, dan Tol Pejagan-Pemalang. Perusahaan berharap bisa mengantongi dana segar hingga Rp8 triliun dari aksi korporasi tersebut.
"(Tol yang mau dilepas) tol Becakayu, tol Kanci-Pejagan, dan tol Pejagan-Pemalang. Kira-kira nilainya hampir Rp7 triliun sampai Rp8 triliun," tutur Destiawan beberapa waktu lalu.
Kemudian sisa ruas tol yang akan dijual adalah Tol Cibitung-Tanjung Priok. Namun, divestasi untuk ruas tol ini tidak dilakukan sepenuhnya, melainkan dengan mengurangi jumlah saham dari mayoritas menjadi minoritas.
(aud/fra)