Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir mengaku sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin corona selain Sinovac. Upaya ini dilakukan guna menjamin ketersediaan vaksin untuk seluruh masyarakat.
"Kami sejak awal melakukan penjajakan kepada CEPI WHO di mana alhamdulillah kemarin Menteri Kesehatan Terawan dengan UNICEF PBB. Tentu kami melakukan penjajakan dengan pihak-pihak lain, seperti Astrazaneca, Cansino ataupun Pfizer, terus kami jajaki," katanya dalam orasi ilmiah di Universitas Padjajaran, Bandung, seperti dilansir Antara, Jumat (11/9).
Menurut Erick, total 300 juta dosis vaksin yang tersedia pada 2021 belum mencukupi untuk membantu dan menjamin seluruh populasi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai catatan, dari total vaksin yang kita dapatkan sekitar 300 juta ini, bukan berarti kita sudah menjamin atau secure semuanya untuk seluruh rakyat," ujarnya.
Setiap orang, sambung Erick, membutuhkan dua suntikan vaksin corona. Dengan begitu, 300 juta vaksin baru akan memenuhi kebutuhan 170 juta rakyat.
Bandingkan dengan beberapa negara, seperti Inggris, yang memesan 3 sampai 4 kali lipat dari kebutuhan mereka terhadap vaksin corona.
Apalagi, Jepang yang dikabarkan mendapatkan 100 persen vaksin untuk menutup 100 persen kebutuhan masyarakatnya bersama Pfizer.
"Kalau sampai 70 persen populasi Indonesia bisa terjangkau, kita harapkan pada 2022 atau 2021 nanti, sekitar 30 persen kekurangan vaksin dari total vaksin yang tersedia bisa didapatkan," tandasnya.