Pengusaha Muda BRILian Ini Sukses Sulap Logam Jadi Cuan

BRI | CNN Indonesia
Rabu, 28 Okt 2020 00:00 WIB
Dentum palu bertemu logam nyaring terdengar. Sesekali, bunyi itu diselingi bising las.
Foto: Dok. BRI
Jakarta, CNN Indonesia --

Dentum palu bertemu logam nyaring terdengar. Sesekali, bunyi itu diselingi bising las. Di kejauhan, terlihat sejumlah orang tengah mengukir di atas bilah tembaga. Kegiatan tersebut menjadi pandangan yang jamak ditemukan jika kita berkunjung ke Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sebagai daerah sentra kerajinan logam, warga Desa Cepogo banyak yang mengandalkan mata pencahariannya sebagai pengrajin.

Seorang pemuda berusia 29 tahun, Rudi Hermawan merupakan salah satu pengusaha muda yang memberdayakan para pengrajin di Desa Cepogo. Ia memiliki usaha kerajinan logam yang diwarisi turun temurun dari orangtuanya, bernama 'Tumapel Art'. Meski warisan, namun Rudi bisa dikatakan memulai segala pengembangan bisnisnya hampir dari nol, sekitar 11 tahun lalu pada saat usianya masih 18 tahun.

Pada pertengahan 2009, Rudi berkeinginan mengembangkan usaha milik orang tuanya. Melalui berbagai pembenahan yang dilakukannya, Tumapel Art perlahan mulai berkembang. Segala perizinan usaha dibuat, termasuk perluasan jaringan pemasaran juga dilakukan.

Upaya Rudi untuk mengembangkan Tumapel Art sempat terhenti selama 3 tahun, ketika ia harus menyelesaikan kuliah dan bekerja di luar kota. Baru pada 2016, ia kembali ke desa dan menerapkan semua ilmu dan pengalaman yang diperolehnya saat menjadi tenaga marketing di industri perbankan untuk membesarkan Tumapel Art.

advFoto: Dok. BRI

Keputusan Rudi tidak salah. Buktinya, setahun pasca Rudi kembali ke kampung halaman, meledak tren penggunaan chafing dish dari bahan kuningan. Karena ledakan tren saat itu, Rudi mulai kebanjiran pesanan. Banyak restoran dan hotel dari berbagai daerah yang menghubunginya via akun Instagram @supplier_chafingdishmurah dan @tumapelart. Produksi Tumapel Art lantas melebihi kapasitas, hingga Rudi membangun galeri baru dan menambah tenaga kerja.

"Untuk naikkan kapasitas usaha saya akhirnya mendapat pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI mulai 2017. Dananya untuk beli bahan baku dan menambah karyawan. Alhamdulillah, omzet sejak saat itu hingga tahun lalu mencapai Rp 150 juta - Rp 200 juta per bulan. Itu sudah termasuk pendapatan dari penjualan barang selain chafing dish," tutur Rudi, dalam keterangan tertulis.

adv Foto: Dok. BRI

Sayang, kinerja positif Tumapel Art terhenti sejenak karena pandemi COVID-19. Bencana ini menyebabkan tidak ada satu pun pesanan kerajinan logam yang diterima Tumapel Art sepanjang Februari-Agustus 2020.

Terhentinya pesanan barang membuat Rudi bingung, karena ia mau tak mau harus merogoh tabungannya untuk menutup biaya sehari-hari dan membayar gaji karyawan. Bahkan, Rudi mau tak mau harus melakukan sedikit efisiensi demi keberlangsungan usahanya.

Meski demikian, Rudi tetap semangat dan gigih untuk bangkit agar usahanya bergerak kembali. Beban Rudi mulai berkurang ketika mendapat tawaran restrukturisasi kredit dari BRI. Dia mengakui, restrukturisasi yang diperolehnya cukup mudah dan prosesnya cepat. Ia hanya perlu mengisi formulir, sebelum akhirnya mendapat penundaan pembayaran bunga dan pokok angsuran selama 6 bulan sejak April 2020.

Kini Rudi mengaku denyut usahanya perlahan mulai berdetak kembali. Sejak new normal, pre-order chafing dish Tumapel Art kembali mengalir meski belum sebanyak waktu normal. "Sudah ada pre-order 1-2 kali dalam sebulan. Untuk satu pre-order itu biasanya seharga Rp 30 juta Rp 35 juta," ujarnya.

advFoto: Dok. BRI

Di tengah perjuangannya membangkitkan usahanya yang terdampak pandemi, Rudi mendapatkan berkah lainnya. Ia lolos mengikuti seleksi program Pengusaha Muda BRILian yang digelar oleh BRI pada September lalu, kini Rudi aktif dalam pelatihan yang diberikan oleh BRI.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Kecil, Ritel dan Menengah BRI Priyastomo mengungkapkan BRI terus konsisten untuk mengembangkan UMKM di Indonesia dengan melakukan berbagai program pemberdayaan dan pendampingan kepada UMKM dalam perannya sebagai Agent of Development.

"Salah satu program pemberdayaan UMKM yang kami lakukan tahun ini adalah Pengusaha Muda BRILian, yang merupakan program intensif yang bertujuan untuk untuk akselerasi bisnis UMKM yang mendorong lahirnya young entrepreneur berdaya saing lokal dan global. Nantinya program ini sekaligus menjadikan Pengusaha Muda BRILian sebagai Duta Pengusaha Muda UMKM," ujar Priyastomo.

advFoto: Dok. BRI

Priyastomo mengungkapkan melalui Pengusaha Muda BRILian, para peserta akan diberikan ruang dan pendampingan oleh mentor yang ahli di bidangnya dan didukung dengan materi dan keterampilan yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan kualitas usahanya.

"50 peserta UMKM yang terpilih dari lima wilayah, yaitu Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya mendapatkan mentoring selama +/- 2 (dua) bulan dengan kurikulum yang disusun secara terintegrasi mulai dari vision, customer development, business model & revenue, branding & design, product development, exporting business hingga equity & funding (online & offline). Kami berharap enterpreneur yang mengikuti program Pengusaha Muda BRILian ini akan memiliki kompetensi yang unggul dan lengkap menghadapi tantangan industri 4.0," pungkas Priyastomo.



[Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER