Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat arus modal keluar (capital outflow) dari pasar modal domestik sebesar Rp47,3 triliun sejak awal tahun hingga akhir Oktober. Khusus untuk Oktober, OJK mencatat dana asing yang 'minggat' dari bursa saham sebesar Rp3,7 triliun.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan meski masih mencatatkan capital outflow, ia menyebut telah terjadi perbaikan di pasar modal.
"IHSG di BEI kini kembali menguat sebesar 5,3 persen secara month to date di mana pada 27 Oktober 2020 ditutup di level 5.128," katanya pada konferensi pers media secara daring pada Senin (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah tekanan tersebut, Wimboh menilai terjadi peningkatan peran investor domestik, khususnya investor retail. Dia bilang investor domestik lah yang menopang kinerja indeks selama pandemi covid-19.
Ia berharap, ke depannya, indeks bertumpu pada investor domestik yang menurutnya memang memiliki kemampuan. "Investor domestik diharapkan mampu menopang IHSG secara berkelanjutan," ungkapnya.
Sebagai informasi, pada 2 November 2020, IHSG ditutup di 5.115 atau melemah 0,26 persen. Indeks bergerak menguat dari posisi terburuknya pada April lalu yang sempat terhempas ke level 3.900-an. Namun, indeks belum pulih sepenuhnya dari posisi pembukaan tahun yakni 6.325.
Sementara itu, untuk pasar SBN dinyatakan menguat dengan rata-rata yield di seluruh tenor turun sebesar 13,8 bps walaupun investor non-residen mencatatkan jual bersih sebesar Rp106,6 triliun sepanjang tahun (ytd).
Penguatan pasar SBN ini, menurut Wimboh, didukung oleh peningkatan partisipasi sektor perbankan di pasar SBN. Di saat permintaan kredit belum kuat, likuiditas perbankan pun dialihkan untuk menyerap SBN.
"Penguatan pasar SBN didukung oleh peningkatan partisipasi sektor perbankan di pasar SBN di saat permintaan kredit belum kuat," tutup dia.