Survei Danareksa: 7,66 Persen Warga DKI Enggan Divaksin

CNN Indonesia
Rabu, 11 Nov 2020 10:15 WIB
Survei Danareksa menyebut 7,66 persen warga DKI tak bersedia menerima vaksin corona, dengan alasan antara lain belum yakin kualitasnya.
Survei Danareksa menyebut 7,66 persen warga DKI tak bersedia menerima vaksin corona, dengan alasan antara lain belum yakin kualitasnya. Ilustrasi. (iStockphoto/sittithat tangwitthayaphum).
Jakarta, CNN Indonesia --

Survei Danareksa Research Institute (DRI) melansir 7,66 persen dari total responden DKI Jakarta tak bersedia menerima vaksin corona. Sementara, di Jawa Barat, 6,37 persen dari total responden juga mengaku enggan divaksin.

Mengutip survei DRI bertajuk Pola Konsumsi Masyarakat dan Ketahanan Pangan Selama Pandemi Covid-19, Rabu (11/11), Danareksa melakukan survei pada 27 Oktober-2 November 2020 mengenai persepsi masyarakat terhadap covid-19 dan kemauan untuk melakukan vaksinasi virus corona.

Lokasi survei berada di DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan total 3.363 responden. Dalam survei itu terlihat 49,81 persen responden di DKI Jakarta belum memutuskan apakah akan melakukan vaksinasi atau tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, 35,29 persen responden Jawa Barat juga belum memilih apakah ikut vaksinasi atau tidak.

Kemudian, jumlah responden di DKI Jakarta yang bersedia mengikuti vaksinasi sebesar 42,53 persen dan Jawa Barat sebesar 48,34 persen.

Danareksa menyatakan responden belum menentukan sikap karena belum yakin dengan kualitas dari vaksin corona.

Jumlah responden di DKI Jakarta yang belum yakin dengan kualitas vaksin sebesar 33,66 persen, sedangkan Jawa Barat sebesar 36,47 persen.

Lalu, 31,05 persen responden DKI Jakarta dan 31,43 responden Jawa Barat mengkhawatirkan efek samping dari vaksin virus corona.

Kemudian, 16,28 persen responden di DKI Jakarta dan 20,58 persen mengaku ragu dengan efektivitas vaksin virus corona.

Di samping itu, 12,26 persen responden DKI Jakarta dan 5,26 persen responden menyatakan pendapatannya terbatas untuk melakukan vaksinasi.

Selain itu, 3,49 persen responden di DKI Jakarta dan 4,25 persen responden tak bersedia vaksin atau belum memutuskan karena faktor agama.

Lalu, 1,63 persen responden di DKI Jakarta dan 1,23 persen responden di Jawa Barat tak percaya dengan kualitas vaksin virus corona.

Lebih rinci, 48,03 responden di DKI Jakarta dan 43,08 persen responden di Jawa Barat menilai vaksinasi sangat berbahaya.

Sebanyak 60,67 persen responden DKI Jakarta dan 57,59 persen responden di Jawa Barat menganggap vaksin berbahaya, 78,4 persen responden DKI Jakarta, dan 75 persen responden Jawa Barat justru tak tahu apakah vaksinasi berbahaya atau tidak.

Di sisi lain, ada responden yang menganggap vaksinasi tak berbahaya. Mereka berjumlah 78,4 persen responden di DKI Jakarta dan 73,81 persen responden di Jawa Barat.

Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Kesehatan, Alexander Kaliaga Ginting menegaskan suntik vaksin covid-19 akan dimulai secara bertahap pada Desember mendatang.

Saat ini, pemerintah pusat bersama daerah masih membahas tahapan yang akan dilalui berupa persiapan teknis, logistik, dan komunikasi untuk vaksinasi pada Desember 2020

Sementara, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menyatakan vaksin corona yang akan digunakan pemerintah pada bulan depan adalah kandidat vaksin impor yang dikembangkan perusahaan biofarmasi China, Sinovac.

Namun, pihaknya masih menunggu persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).  

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER