BRI Resmikan BMSI sebagai Acuan Pengembangan UMKM Indonesia

BRi | CNN Indonesia
Kamis, 12 Nov 2020 00:00 WIB
Bank BRI terus meneguhkan komitmen mengembangkan UMKM di Indonesia.
Foto: Dok. BRI
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank BRI terus meneguhkan komitmen mengembangkan UMKM di Indonesia. Terbaru, BRI resmi meluncurkan BRI Micro & SME Index (BMSI). Melalui BMSI, BRI hendak menghadirkan gambaran umum kondisi UMKM di Indonesia setiap kuartal.

BMSI adalah indeks pertama yang merekam kondisi UMKM secara rutin di Indonesia. Melalui indeks ini bisa diketahui kinerja pelaku UMKM pada kuartal tertentu serta ekspektasi mereka dalam kurun waktu 3 bulan ke depan.

Ekonom BRI, Anton Hendranata menguatkan BMSI berperan penting dalam pengembangan dan penyaluran pembiayaan serta bantuan terhadap UMKM. Melalui indeks ini, bisa diketahui UMKM sektor apa saja yang tengah tumbuh positif, berpotensi terus berkembang, dan sedang mengalami kesulitan.

"Indeks ini sangat diharapkan bisa mengetahui kinerja usaha dari UMKM, dan bukan hanya mengukur kondisi sekarang, tapi juga melihat kondisi ke depannya apakah akan membaik atau memburuk," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/11/2020).

Menurutnya ini sangat penting, terutama bagi BRI dan kepentingan nasional. Sebab pengambilan kebijakan pedomannya karena indeks ini bisa menjadi leading indicator mengukur aktivitas bisnis UMKM.

Anton menjelaskan terdapat 8 indikator kondisi UMKM yang direkam dan ditunjukkan BMSI, yaitu volume produksi, total nilai jual, rata-rata penjualan, volume pesanan, volume pesanan barang input, volume persediaan barang jadi, rata-rata jumlah karyawan, dan realisasi investasi.

Indikator-indikator ini merupakan dasar perhitungan BMSI yang pada akhirnya bisa menunjukkan kondisi UMKM tengah baik atau buruk. Skor yang digunakan berkisar antara 0-200. Kondisi UMKM dinilai positif bila mendapat angka di atas 100. Bila di bawah 100, artinya tren UMKM sedang negatif.

BMSI mengukur kinerja UMKM di 8 sektor, yaitu pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; pertambangan, penggalian, listrik, gas, air bersih; industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, serta jasa.

"Ke depan, BMSI akan dipublikasikan rutin setiap kuartal sebelum perhitungan GDP keluar. Masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dapat melihat agregat indeks secara terbuka, yang didapat dari hasil survei 3.000 pelaku UMKM dari setiap sektor dan provinsi setiap kuartal. Publikasi yang dilakukan lebih cepat dibanding rilis data GDP membuat indeks ini dapat menjadi acuan pemerintah dan pelaku bisnis saat membuat kebijakan," papar Anton.

Anton mengatakan survei yang dilakukan untuk menyusun BMSI menggunakan metode stratified systematic random sampling. Survei indeks ini memiliki tingkat margin of error kurang lebih 2 persen dan telah memenuhi kaidah statistik serta metodologi yang ideal.

"Pada intinya indeks ini merekam kondisi seluruh UMKM dari setiap provinsi, sektor usaha, dan pelaku usaha dari berbagai tingkatan plafon kredit. Secara statistik, penyusunan BMSI sudah sesuai kaidah dan metodologinya mirip seperti yang digunakan BPS dan BI, serta negara-negara lain," jelasnya.

Berdasarkan publikasi BMSI pertama di kuartal III 2020, terlihat kondisi pelaku UMKM sudah mulai bangkit. Indeksnya naik dari 65,5 menjadi 84,4 pada September 2020. BMSI juga merekam ekspektasi pelaku UMKM meningkat mencapai 109,3 pada kuartal IV 2020. Peningkatan ini menandakan adanya optimisme pengusaha akan perbaikan ekonomi di akhir tahun.

Direktur Utama BRI, Sunarso yang meluncurkan BMSI mengatakan indeks ini di-launching untuk digunakan sebagai alat ukur aktivitas bisnis UMKM dan pihaknya sebagai bentuk kepedulian BRI terhadap aktivitas UMKM di Indonesia dan menjadi leading indicator pertama di Indonesia yang mengukur aktivitas UMKM.

"Pada intinya indeks ini merekam kondisi seluruh UMKM dari setiap provinsi, sektor usaha, dan pelaku usaha dari berbagai tingkatan plafon kredit. Secara statistik, penyusunan BMSI sudah sesuai kaidah dan metodologinya mirip seperti yang digunakan BPS dan BI, serta negara-negara lain," jelas Sunarso.



[Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER