Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin menyebut pihaknya mendapat tugas dari Kementerian Kesehatan untuk mengadakan dan mendistribusikan sekitar 172,61 juta dosis vaksin corona (covid-19) melalui skema vaksin mandiri.
Budi bilang Kementerian BUMN kebagian tugas khusus menyuntikkan vaksin corona kepada kelompok penerima masyarakat dan pelaku ekonomi yang tergolong mampu sebesar 74,04 juta orang.
Angka tersebut, katanya, berasal dari estimasi kebutuhan dua dosis vaksinasi per orang ditambah cadangan (wastage) sebesar 15 persen dari total dosis yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memenuhi kebutuhan vaksin mandiri, Budi bilang, vaksin akan diperoleh dari tiga pihak berbeda. Rinciannya, Sinovac sebanyak 85 juta dosis, Novavax 30 juta dosis, dan vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih sebanyak 57,6 juta dosis.
"Untuk vaksin mandiri, ditugaskan oleh pak menkes untuk mengadakan vaksin, mendistribusikan, dan menggunakan seluruh jaringan RS, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, maupun swasta untuk menyuntikkan ke sekitar 75 juta orang," katanya pada rapat kerja dengan anggota IX DPR RI lewat video conference, Selasa (17/11).
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kebutuhan vaksinasi di Indonesia mencapai 67 persen dari total populasi usia 18-59 tahun atau sebanyak 107.206.544 orang. Artinya, dibutuhkan setidaknya 246,57 juta dosis vaksin secara keseluruhan.
Dalam memenuhi kebutuhan ini, Kementerian BUMN yang juga akan dibantu oleh pihak swasta ditugaskan menyuntikkan mayoritas atau 70 persen masyarakat.
Untuk skema vaksin mandiri, hingga saat ini belum dinyatakan harga pasti berapa vaksin corona akan dibanderol nantinya.
Sedangkan, 30 persen sisanya akan diberikan lewat vaksin program pemerintah yang digratiskan. Mereka yang akan menerima adalah Tenaga Kesehatan, Pelayanan Publik, dan Peserta BPJS PBI dengan estimasi sebanyak 32,15 juta orang.
Dengan menghitung wastage dan kebutuhan dua dosis per orang, maka untuk program penerima vaksin gratis dibutuhkan 73,96 juta dosis. Nantinya vaksin akan diambil dari Sinovac dan Covax/Gavi dengan jumlah masing-masing 58 juta dan 16 juta dosis.
"Dalam memenuhi tugas ini yang diharapkan bisa selesai tahun depan, kami melakukan persiapan memilih kandidat vaksin yang memenuhi kriteria WHO, kriteria Kementerian Kesehatan, BPOM dan bisa peroleh sesuai waktu dan jumlahnya," jelas Budi.