Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.100 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (26/11) sore. Posisi tersebut menguat 0,31 persen dibandingkan perdagangan Rabu (25/11) sore di level Rp14.144 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.130 per dolar AS, atau menguat dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.169 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat, yen Jepang naik 0,17 persen, won Korea Selatan menguat 0,40 persen dan dolar Taiwan menguat 0,03 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya peso Filipina menguat 0,09 persen, rupee India menguat 0,12 persen, yuan China menguat 0,06 persen, ringgit Malaysia menguat 0,4 persen dan dolar Singapura menguat 0,06 persen
Hanya bath Thailand yang terpantau melemah 0,07 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak bervariasi. Poundsterling Inggris bergerak menguat 0,14 persen dan dolar Australia menguat 0,08 persen. Sebaliknya franc Swiss dan dolar Kanada melemah 0,01 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan data tenaga kerja yang memburuk membuat mata uang dolar tertekan dibandingkan mata uang negara lain.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan 778 ribu klaim musiman tambahan diajukan pada pekan lalu. Hal ini meningkatkan kekhawatiran investor atas memburuknya pemulihan ekonomi negeri tersebut.
"Artinya pengangguran meningkat, jadi ini sentimen yang menekan dolar sejak tadi pagi," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.
Lihat juga:BLT Subsidi Gaji Tahap V Cair |
Sementara itu dari dalam negeri penguatan rupiah juga didukung oleh surplus neraca transaksi berjalan sebesar US$964 juta per kuartal III 2020, setelah sekian lama mengalami defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit).
Surplus neraca transaksi berjalan yang setara dengan 0,4 persen PDB (produk domestik bruto) itu didukung perbaikan kinerja ekspor dan tertahannya aktivitas impor sejalan dengan lemahnya permintaan domestik di tengah pandemi covid-19.
"Untuk besok, mungkin enggak ada sentimen yang banyak mempengaruhi. Karena AS juga memasuki Thanksgiving. Ada potensi rupiah masih bisa menguat di rentang Rp14.050-14.080 per dolar AS," tandasnya.