Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.130 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (1/12) sore. Posisi tersebut melemah 0,07 persen dibandingkan perdagangan Senin (30/11) sore di level Rp14.120 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.178 per dolar AS, atau melemah dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.128 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,09 persen, dolar Singapura menguat 0,13 persen, dolar Taiwan menguat 0,06 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,03 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya peso Filipina menguat 0,16 persen, rupee India menguat 0,70 persen, yuan China menguat 0,14 persen, dan bath Thailand menguat 0,08 persen. Hanya ringgit Malaysia yang terpantau melemah 0,16 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,07 persen dan dolar Australia melemah 0,37 persen. Sebaliknya dolar Kanada menguat 0,42 persen dan franc Swiss menguat 0,36 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan saat ini investor tak terlalu memperhatikan lonjakan baru kasus covid-19 di beberapa negara seperti di London, Hong Kong dan Toronto. Sebaliknya, lebih memperhatikan kemungkinan persetujuan beberapa vaksin covid-19.
Misalnya, Moderna Inc. menyatakan akan meminta izin untuk kandidat vaksin mRNA-1273 di AS dan Eropa dalam waktu dekat.
Hal ini memberikan sentimen positif pada aset-aset berisiko di negara berkembang. Meski demikian, hal tersebut tak berlaku di Indonesia.
"Investor khawatir atas kasus covid-19 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, bahkan Presiden Jokowi ikut mengomentari lonjakan covid-19 yang terjadi akhir-akhir ini," ucap Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Menurut Ibrahim lonjakan covid-19 ini dapat mendorong Pemerintah DKI Jakarta kembali melakukan mengetatkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Jika hal itu dilakukan maka pemulihan ekonomi diperkirakan bakal mengalam stagnasi.
Ini bisa terlihat dari pengetatan PSBB di Jakarta pada September-Oktober 2020 yang membuat perekonomian melandai lantaran konsumsi masyarakat yang menurun.
Di samping itu, minimnya arus modal membuat rupiah tidak punya pijakan untuk menguat.
"Dalam perdagangan sore ini rupiah ditutup melemah tipis 10 poin di level Rp14.130 per dolar AS. Sedangkan untuk perdagangan besok pagi, mata uang rupiah kemungkinan dibuka melemah tetapi ditutup menguat sebesar 10-50 poin di level Rp14.110-14.160 per dolar AS," tandasnya.