Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ingin menerapkan prinsip pengusaha China untuk menggaet investor. Prinsip tersebut kerap disebut dengan istilah 3C.
"Orang China bilang 3C. C pertama, cengli, fairness. Kedua, cuan, profit. Ketiga, cincai, simpel," ucapnya dalam acara 2020 International Convenient on Indonesian Upstream Oil and Gas, Rabu (2/12).
Sebetulnya, apakah maksud dari masing-masing prinsip tersebut?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah yang dipakai Ahok tersebut berasal dari bahasa Hokkian yang merupakan salah satu etnis atau suku di China. Prinsip 3C sendiri memang sudah dikenal sebagai salah satu falsafah hidup yang menjadi pegangan masyarakat China secara turun temurun.
Pertama, cengli secara harfiah berarti adil. Dalam berbisnis, prinsip cengli diutamakan karena mencerminkan integritas perusahaan. Selain itu, cengli juga diartikan sebagai sikap jujur.
Jadi, prinsip cengli merupakan sikap pengusaha yang menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran dalam menjalankan bisnisnya. Dengan demikian, ia bisa mendapatkan kepercayaan dari para kolega maupun sejawatnya.
Kaitannya dengan Pertamina, Ahok menghubungkannya dengan sikap keterbukaan atau transparansi atas setiap kebijakan yang diambil.
Kedua, cuan yang berarti secara harfiah untung. Dalam berbisnis, seorang pengusaha mengutamakan keuntungan bagi perusahaan.
Namun, kata cuan biasanya tidak diartikan dalam bentuk uang saja, lebih dari itu adalah azas manfaat. Segala sesuatu yang tidak menghasilkan manfaat, hendaknya disingkirkan.
Karenanya, pebisnis yang menganut prinsip cuan biasanya mengutamakan kesederhanaan dan penghematan untuk hal-hal yang tidak prinsipal, tujuannya untuk menciptakan cuan.
Lihat juga:Ahok Undang Investor Masuk Blok Rokan |
Kaitannya dengan Pertamina, Ahok menjelaskan setiap investor pasti mempertimbangkan keuntungan dalam tiap kemitraan. Oleh karena itu, ia mengatakan pemerintah dan Pertamina harus bisa menjamin keuntungan atas investasi mereka.
Ketiga, cincai diartikan sebagai sikap fleksibel, maklum, dan mudah diajak kompromi. Maksudnya, setiap pengusaha bisa fleksibel dalam setiap keadaan dan mudah melakukan kompromi dengan semua pihak.
Ahok menerapkan prinsip ini di Pertamina sebagai sesuatu yang simpel yang diimplementasikan sebagai kemudahan dalam proses untuk berinvestasi.
"Sangat sederhana, saat kita berbisnis kita tidak perlu banyak omong. Lakukan harus berikan win-win, kita berikan fairness, keuntungan, itu aja. Simpel. Kita berikan mereka kemudahan," tuturnya.