Bahlil soal Aliran Investasi China: Ngeri-ngeri Sedap

CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2020 15:49 WIB
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui aliran investasi China paling berani, nekat. Tidak seperti Jepang atau negara lain yang banyak pertimbangan.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui aliran investasi China paling berani, nekat. Tidak seperti Jepang atau negara lain yang banyak pertimbangan. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku aliran investasi China paling berani dan nekat. Berbeda dengan negara lain, seperti Jepang yang lebih banyak pertimbangan dalam berinvestasi.

"China ini negara yang ngeri-ngeri sedap juga. Aku jujur saja," ujarnya, mengutip Antara, Selasa (8/12).

Ia mencontohkan nikel. Hampir semua smelternya berasal dari China. Tapi memang, ia mengakui, China paling berani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau Jepang itu terlalu banyak penelitiannya, negara lain juga. Debatnya minta ampun. Agak nekat ya investor dari China. Mereka kerja dulu baru mikir," katanya.

Selain itu, tidak semua investor China taat aturan. Karenanya, pemerintah berupaya mengikat investor China dengan perjanjian berusaha yang jelas agar tidak menimbulkan kerugian masing-masing pihak.

"Sekarang tugas kita adalah bagaimana saat mereka (China) investasi, kita harus ikat mereka dalam perjanjian yang clear and clean agar tidak menimbulkan hal-hal yang berpotensi pada kerugian," imbuh dia.

Pernyataan Bahlil itu sekaligus menanggapi kekhawatiran mantan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif yang mengaku khawatir dengan aliran investasi China yang menjadi investor terbanyak di Indonesia.

Alasannya, China menjadi negara teratas dengan pembayaran tidak benar (improper payment) dalam survei masalah US-Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) sepanjang 2011-2020.

"Kalau kita melihat US-FCPA, lokasi improper payment, nomor satu itu China. Disusul Brasil, India, Meksiko, Rusia, dan Indonesia," terang Laode.

US-FCPA ialah Undang-undang Praktik Korupsi Asing yang melarang perusahaan dan individu AS untuk membayar suap kepada pejabat asing untuk kesepakatan bisnis lebih lanjut.

Dilansir dari laman https://fcpa.stanford.edu/, survei tersebut dilakukan untuk melihat masalah dalam penerapan US-FCPA di mana bagan ranking negara dalam survei itu menggambarkan negara-negara tempat suap ditawarkan atau dibayar, berdasarkan dugaan dalam tindakan penegakan yang dimulai dalam sepuluh tahun terakhir.

Dari hasil survei tersebut, Laode mengaku khawatir jika investasi China datang membanjiri Indonesia. "Saya sangat takut sedikit. Bukan sedikit, tapi takut banyak, when Chinese become the biggest investor in Indonesia (jika China menjadi investor terbesar di Indonesia," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(bir/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER