Exxon Krisis, Investor 'Ngamuk' Gulingkan Direksi

CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2020 11:04 WIB
Di tengah krisis bisnis yang dihadapi Exxonmobil, perusahaan minyak raksasa ini dihadapkan dengan investor yang berniat menggulingkan direksi.
Di tengah krisis bisnis yang dihadapi Exxonmobil, perusahaan minyak raksasa ini dihadapkan dengan investor yang berniat menggulingkan direksi. (AFP/Karen Bleier).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bisnis ExxonMobil, raksasa minyak yang berbasis di AS, menyentuh titik nadir. Exxon yang jaya selama beberapa dekade menghadapi krisis.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, krisis Exxon berakhir dengan amukan pemegang saham yang berusaha menggulingkan dewan direksi.

Upaya itu digawangi oleh Engine No. 1, firma investor aktivis yang mendesak direksi mengendalikan pengeluaran dan gaji para eksekutif, termasuk juga menjajaki bisnis energi bersih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Engine No. 1 dikenal mendapat dukungan dari persekutuan gereja di Inggris dan pengelola dana pensiun di AS.

"Agar Exxon menghindari nasib perusahaan seperti Amerika lainnya yang pernah menjadi ikon, maka Exxon harus lebih baik memposisikan diri untuk jangka panjang dan penciptaan nilai yang berkelanjutan," tulis Engine No.1 dalam surat yang dikirim ke dewan direksi.

Exxon pernah menjadi perusahaan terbuka paling berharga di dunia. Perusahaan tercatat merugi pertama kalinya pada pertengahan 2014 lalu.

"Secara historis, Exxon tidak terlalu peduli dengan pemegang saham. Tapi sekarang, orang-orang (pemegang saham) mengoceh kepada mereka," ujar Analis Third Bridge Group Peter McNally.

Perbedaan pendapat di kalangan pemegang saham sebetulnya terjadi beberapa tahun terakhir ini, terutama terkait iklim. Mereka umumnya mendorong Exxon mengungkapkan target emisi, dan menguji risiko iklim dari produk yang dihasilkan.

"Untuk waktu yang sangat lama, Exxon seperti sebuah mesin. Mereka hanya dipaksa menghasilkan uang dari tahun ke tahun. Namun, ketika perusahaan berjuang dari gelombang krisis, aktivis datang mengingatkan," tutur Analis CFRA Research Stewart Glickman.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER