Bank Indonesia (BI) menyambut baik pembentukan PT Bank Syariah Indonesia dari hasil merger PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah (BNIS), dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Namun, bank sentral nasional mengingatkan masih ada pekerjaan rumah untuk mengembangkan rantai pasok ekonomi halal (halal value chain) guna memaksimalkan potensi keuangan syariah Tanah Air ke depan.
"BI menyambut gembira merger bank syariah," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (17/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry menilai aset dan modal besar Bank Syariah Indonesia mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Selain itu, dapat meningkatkan kapasitas bank syariah di Indonesia, sehingga turut menopang peningkatan daya saing industri dan pendalaman pasar keuangan di dalam negeri.
Hanya saja, Perry menilai potensi keuangan syariah dan Bank Syariah Indonesia bisa lebih besar ke depan apabila pemerintah turut mengembangkan rantai pasok ekonomi halal. Pasalnya, pengembangan ekonomi halal akan menumbuhkan permintaan pembiayaan dan potensi ini bisa menguntungkan Bank Syariah Indonesia.
"Pembentukan halal value chain sangat penting agar demand keuangan syariah termasuk perbankan syariah semakin besar," katanya.
Apalagi, potensi Indonesia dalam pengembangan rantai pasok halal sangat besar. Hal ini tercermin dari laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020 yang menempatkan Indonesia di peringkat 5 dari 73 negara dengan ekonomi syariah terbesar di dunia.
Dari sisi peringkat, Indonesia hanya tertinggal dari Malaysia, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrian, dan Arab Saudi. "Indonesia masuk best 10 di ekonomi dan keuangan syariah, makanan dan minuman, fesyen, dan lainnya," imbuhnya.
Untuk itu, bank sentral meminta pemerintah dapat segera mengeksekusi rencana pengembangan rantai pasok ekonomi halal usai merger tiga bank syariah BUMN. Terlebih, rencana pengembangan itu sudah dipetakan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Di sisi lain, Perry bilang BI siap memperkuat komitmen dukungan bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di dalam negeri sejalan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Khususnya di bidang moneter dan makroprudensial agar turut mendukung iklim yang baik bagi sektor ini.
Salah satu dukungan sudah diwujudkan dengan menerbitkan Sukbi atau Sukuk BI yang merupakan surat utang syariah. Selain itu, BI juga mengembangkan pasar uang syariah (PUAS) serta berbagai instrumen keuangan syariah lain.
"Upaya ini yang akan memperkuat daya saing dari bank agar semakin besar, daya saing dari ekonomi halal value chain, dari pengembangan pasar uang syariah dan kampanye halal lifestyle termasuk dari festival syariah dan ISEF," pungkasnya.