Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.130 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (21/12) sore. Mata uang Garuda melemah 0,14 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.110 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.180 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi sebelumnya yakni Rp14.146 per dolar AS.
Sore ini, rupiah melemah bersama mayoritas mata uang di kawasan Asia lainnya. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang turun 0,22 persen, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dolar Singapura turun 0,54 persen, dan dolar Taiwan minus 0,09 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, won Korea Selatan berkurang 0,31 persen, peso Filipina turun tipis 0,01 persen, rupee India melemah 0,23 persen, yuan China berkurang 0,17 persen, ringgit Malaysia minus 0,28 persen, dan baht Thailand jatuh 0,70 persen.
Serupa, mayoritas mata uang di negara maju juga lesu di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris turun 1,80 persen, dolar Australia minus 1,10 persen, dolar Kanada berkurang 0,67 persen , dan franc Swiss melemah 0,35 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pelemahan mayoritas mata uang tersebut, termasuk rupiah disebabkan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus covid-19. Bahkan, muncul jenis virus corona baru di Inggris.
"Kekhawatiran terhadap tingginya kasus baru covid-19 dan penyebaran virus covid-19 varian baru mendorong pelemahan aset berisiko termasuk rupiah," imbuhnya kepada CNNIndonesia.com.
Seperti diketahui, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan varian virus corona baru pada Sabtu (19/12) lalu. Mutasi virus corona itu disebut 70 persen lebih cepat menular.
Imbasnya, Inggris terpaksa melakukan kembali penguncian wilayah (lockdown). Bahkan, sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah telah memberlakukan larangan penerbangan dari dan ke Inggris.