Harga Tahu dan Tempe Naik Mulai Hari Ini

CNN Indonesia
Senin, 04 Jan 2021 07:35 WIB
Kenaikan harga tahu dan tempe disebabkan oleh tingginya harga kedelai di pasar internasional.
Kenaikan harga tahu dan tempe disebabkan oleh tingginya harga kedelai di pasar internasional. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Aghnia Adzkia).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga tahu dan tempe di pasar mulai naik hari ini, Senin (4/1). Hal tersebut merupakan imbas dari harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto mengatakan kenaikan harga jual agar dimaklumi para pembeli. Pihaknya juga siap untuk melakukan sosialisasi.

"Harap masyarakat bisa memaklumi, karena kami tidak mungkin menggantikan kebutuhan kedelai yang memang minim di dalam negeri," ucapnya kepada CNNIndonesia.com pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Suhanto menuturkan kementeriannya terus bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) serta Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) untuk mencari jalan keluar dari masalah tingginya harga kedelai di pasar internasional.

Saat ini, katanya, Kemenkop sudah berkomunikasi dengan para perajin agar tetap mau melanjutkan produksi. Sedangkan Kementan akan berusaha meningkatkan produktivitas produksi kedelai di dalam negeri yang hanya berkontribusi sekitar 30 persen dari total kebutuhan.

Kenaikan harga tahu dan tempe sendiri terjadi karena kedelai impor naik dari kisaran Rp9.000 menjadi Rp9.300 sampai Rp9.600 per kilogram pada saat ini.

Kendati begitu, Suhanto belum bisa memperkirakan berapa besar kemungkinan kenaikan harga tahu dan tempe nanti. Namun, ia memberi gambaran bahwa kenaikan harga kedelai impor saat ini sekitar 3,3 persen dari harga normal.

"Apakah nanti kenaikannya akan linier juga 3,3 persen atau tidak, atau bahkan 5 persen, itu saya belum tahu. Tapi saya sudah pesan ke mereka (perajin tahu tempe) agar jangan terlalu tinggi kenaikannya, yang penting tetap ada untung, tapi jangan membebani masyarakat juga," tuturnya.

Sebelumnya, para produsen tahu dan tempe di DKI Jakarta dan Jawa Barat melakukan mogok produksi sebagai bentuk protes terhadap harga kedelai yang tinggi. Hal tersebut diketahui dari surat Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) pada 29 Desember 2020 kepada Pusat Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Puskopti).

"Dengan ini pengurus Gakoptindo mendukung penuh langka dan upaya yang dilakukan oleh Puskopti DKI Jakarta dan Jawa Barat untuk melakukan mogok produksi yang dilaksanakan pada tanggal 1, 2, 3 Januari dengan tujuan agar kenaikan harga tahu dan tempe bisa kompak," demikian bunyi surat tersebut.

Untuk Puskopti di wilayah lainnya di seluruh Indonesia, dapat melakukan penyesuaian dalam menyikapi hal tersebut dengan mempertimbangkan situasi kondisi dan kemampuan di daerah masing-masing.

Dalam surat tersebut, Gakoptindo juga meminta para perajin tahu tempe di seluruh Indonesia tetap menjaga kekompakan dan kebersamaan agar tuntutan dapat diakomodasi pemerintah.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syaifuddin menyampaikan mogok produksi dilakukan agar harga tahu dan tempe dapat naik secara serentak di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Gakoptindo sendiri telah menyampaikan harga tahu dan tempe akan dinaikkan 10-20 persen. Namun, kata Aip, imbauan tersebut tak diikuti secara kompak oleh beberapa perajin tahu dan tempe. Beberapa mengambil kesempatan meraup untung dengan tidak menaikkan harga agar dagangannya lebih laku.

Akibatnya harga jual tetap rendah dan banyak produsen kembali merugi. Padahal, tutur Aip, kenaikan harga jual adalah satu-satunya solusi jangka pendek untuk menghindari kerugian akibat tingginya harga kedelai.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER