Menteri ESDM Arifin Tasrif berharap segera mendapatkan kepastian atas pengganti Shell Upstream Overseas Ltd dalam proyek gas abadi Blok Masela. Kini, Shell masih dalam proses mencari penggantinya di proyek tersebut.
"Saat ini ditempuh cari mitra alternatif pengganti Shell akan dilakukan tahun ini," ucap Arifin dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (7/1).
Sementara, Arifin menyatakan Shell tetap memiliki kewajiban untuk menyelesaikan program kerja yang sebelumnya masuk dalam Plan of Development (PoD). Untuk itu, pemerintah tetap optimistis Blok Masela dapat beroperasi pada 2027.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SKK Migas juga terus mendukung apa yang memang dibutuhkan untuk proyek ini. Penyelesaian masalah tanah dan lain sebagainya," terang Arifin.
Diketahui, perusahaan asal Jepang Inpex Corporation bersama Shell sebelumnya menandatangani amendemen kontrak bagi hasil (production sharing contract/ PSC) dengan skema cost recovery proyek kilang gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) Abadi dengan SKK Migas pada 11 Oktober 2019.
Kontrak amendemen itu mencakup tambahan waktu selama 7 tahun dan perpanjangan PSC Wilayah Kerja atau Blok Masela selama 20 tahun hingga 2055.
Dengan mundurnya Shell, Inpex kembali membuka peluang perusahaan migas lain untuk bergabung mengelola Blok Masela.
Penandatanganan itu menandai pelaksanaan perjanjian formal tentang persyaratan kontrak kerja sama bagi hasil yang sebelumnya disepakati dan diumumkan pada Juli 2019.
Shell dikabarkan tengah mencari investor untuk menjual 35 persen sahamnya di proyek Blok Masela dan berharap bisa mendapatkan dana US$1 miliar dari penjualan sahamnya pada proyek bernilai US$15 miliar itu.
(aud/agt)