Beda RDN dan SID di Dunia Saham

CNN Indonesia
Senin, 11 Jan 2021 11:10 WIB
Banyak istilah yang kadang membuat investor bingung, bahkan tertukar ketika investasi saham. Berikut penjelasan RDN dan SID dalam dunia saham.
Banyak istilah yang kadang membuat investor bingung, bahkan tertukar ketika investasi saham.(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Investasi saham kini sedang naik daun. Bukan karena pergerakan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau sentimennya secara makro maupun mikro, melainkan karena aksi pamer portofolio saham yang dilakukan oleh sejumlah artis hingga anak Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Raffi Ahmad dan Ari Lasso baru-baru ini mempromosikan saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) lewat akun Instagram-nya. Kemudian, anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep memamerkan kepemilikan sahamnya di perusahaan pertambangan, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Apakah kalian tahu, ada beberapa istilah yang harus diperhatikan ketika berinvestasi saham. Beberapa contohnya adalah rekening dana nasabah (RDN) dan single identify identification (SDI).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa perbedaan RDN dan SID?

Mengutip laman resmi BNI Sekuritas, Kamis (7/1), RDN adalah rekening dana pada bank administrasi atas nama nasabah. Rekening ini terpisah dari rekening dana milik sekuritas.

RDN digunakan oleh investor untuk keperluan menyelesaikan transaksi saham. Hal ini khususnya untuk melakukan pembelian saham.

Analis Pasar Modal Riska Afriani mengungkapkan seorang investor harus menyetor uang terlebih dahulu ke RDN sebelum membeli saham. Nantinya, RDN itu terhubung dengan platform aplikasi sekuritas yang dipilih untuk membeli saham.

"Jadi satu investor bisa punya banyak RDN. Buka akun di sekuritas A bisa punya RDN sendiri, buka lagi akun sekuritas B bisa buka RDN lagi. Jadi banyak. Dari satu bank, buka beberapa RDN juga bisa," kata Riska.

Ia mengatakan RDN layaknya rekening biasa di perbankan, tapi RDN digunakan untuk menempatkan uang yang bisa digunakan untuk membeli saham. Investor bisa memilih bank mana saja untuk membuka RDN.

Setelah punya RDN. Investor harus mengisi rekening itu untuk membeli saham. Sebagai contoh, investor menempatkan dana Rp1 juta di RDN nya. Lalu, uang tersebut langsung dihabiskan untuk membeli saham.

Setelah uang habis, investor tak akan bisa beli saham lagi sebelum menyetor uang ke RDN miliknya. Sementara, Riska menyebut SID seperti kartu tanda penduduk (KTP). Artinya, setiap investor hanya punya satu SID.

"SID itu identitas sebagai investor. Seperti KTP, jadi cuma satu," ungkap Riska.

Jadi, jika investor punya banyak akun di berbagai sekuritas dan banyak RDN, tapi ia tetap hanya memiliki satu SID. 

[Gambas:Video CNN]





(aud/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER