Rupanya, tak semua penjual cokelat tersenyum kecut di tengah pandemi covid-19. Ada pula dari mereka yang bersorak kegirangan karena berhasil mengeruk keuntungan banyak jelang Valentine Day tahun ini.
Muhammad Muttaqin salah satunya. Jelang 14 Februari 2021, jumlah pesanan yang masuk sudah naik sekitar 50 persen.
Secara persentase, kenaikannya lebih tinggi dari Valentine 2020 lalu yang cuma 25 persen-30 persen. Muttaqin menduga lonjakan pesanan Valentine Day tahun ini karena ia membuat inovasi baru dengan menawarkan paket cokelat dan emas batangan dalam satu kotak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun lalu belum kerja sama dengan pihak emas batangan, sekarang sudah ada jadi ya mungkin peminatnya selain cokelat juga bisa untuk investasi jangka panjang," kata Muttaqin.
Ia sendiri sebenarnya masih orang baru di industri cokelat. Muttaqin memulai bisnisnya pada Januari 2020 lalu.
Pria berumur 26 tahun itu menjual cokelat lewat Instagram @tamuchoco_ bersama temannya. Ia nekat berhenti dari pekerjaannya sebagai konsultan bisnis untuk menggeluti bisnis cokelat.
"Saya lihat peluang usaha ketika pandemi sekarang untuk penjualan online lumayan signifikan," cerita Muttaqin.
Omzet yang ia dapat dari penjualan cokelat awalnya lebih kecil dari gaji yang biasa didapat saat masih menjadi pegawai kantoran. Namun, ia tak menyerah.
Berbagai inovasi terus dilakukan. Cokelat yang dijual memang bukan hasil olahan sendiri, tapi dari supplier yang nantinya dikemas ulang (re-package) sesuai dengan permintaan konsumen.
"Jadi dengan harga yang bisa dibilang agak lebih turun dibandingkan pasaran. Dengan uang berapa, satu paket berisi beberapa jenis cokelat. Kalau pilihan cokelat ada lokal dan impor," terang Muttaqin.
Usahanya pun membuahkan hasil. Produknya banyak digemari masyarakat, khususnya di Yogyakarta.
Kebanyakan konsumennya adalah anak muda, terutama mahasiswa. Namun, ada pula beberapa keluarga yang membeli paket cokelat yang ia pasarkan.
Kenaikan penjualan juga dirasakan manajemen Pipiltin Cocoa. Produsen cokelat lokal yang berdiri pada 2013 lalu ini menyatakan penjualan jelang Valentine Day 2021 naik sekitar 40 persen dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya.
Head of Operation Pipiltin Cocoa Deden Septiana mengatakan pihaknya memproduksi paket cokelat khusus untuk Valentine. Sebenarnya, produk itu sudah dirilis sejak awal Februari, tetapi penjualan baru ramai jelang 14 Februari.
"Karena yang memberikan cokelat pria, pria biasanya membeli cokelat last minute. Jadi biasanya H-4 Valentine, H-3. Kami pelajari Valentine Day setiap tahun begitu," ujar Deden.
Sementara, skema penjualan cokelat tahun ini juga berubah. Mayoritas penjualan kini dilakukan secara online.
Hal itu pula yang membuat penjualan cokelat Pipiltin Cocoa tetap naik meski pandemi masih merebak di Indonesia. Pasar Pipiltin Cocoa semakin luas dibandingkan sebelum pandemi.
"Dibandingkan 2020 penjualan cokelat Valentine naik karena tahun-tahun lalu kami belum fokus sama online store kami," terang Deden.
Founder Pipiltin Cocoa Irvan Helmi menyatakan pandemi membawa hikmah tersendiri bagi perusahaan. Sebelumnya, manajemen fokus pada penjualan di supermarket dan toko fisik di Barito.
Saat ini, fokus Pipiltin Cocoa beralih pada pemasaran online. Misalnya, lewat e-commerce dan Instagram.
"Kami adaptasi cepat sekali. Pipiltin Cocoa belum fasih sama digital sebelumnya, tapi begitu pandemi, kami langsung serius menggarap strategi iklan secara online," kata Irvan.
Ia tak memungkiri penjualan cokelat di supermarket dan toko fisik turun drastis. Pipiltin Cocoa mendistribusikan cokelat ke lebih dari 87 supermarket di beberapa kota, seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya.
"Jadi terasa luar biasa, penjualan itu lebih kecil dari sepertiga," imbuh Irvan.
Di sisi lain, Irvan menyebut penjualan di Jepang dan Rusia justru laris manis, khususnya jelang Valentine Day. Menurutnya, jumlah ekspor ke dua negara itu tumbuh signifikan.
Untuk tahun ini, manajemen Pipiltin Cocoa mengaku tetap akan berekspansi meski pandemi masih merebak di dalam negeri. Perusahaan berencana membuka toko fisik dan mengembangkan penjualannya secara daring.
"Kami tertarik ada dua toko fisik dan buka digital store, kotanya apa masih sangat menyusul," tutup Irvan.
(agt)