Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.910 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (15/2) sore. Posisi ini menguat 62 poin atau 0,45 persen dari Rp13.972 persen pada Kamis (11/2).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp13.946 per dolar AS atau menguat dari Rp14.011 per dolar AS pada Kamis pekan lalu.
Di Asia, rupiah memimpin penguatan. Mata uang Garuda menguat bersama peso Filipina 0,24 persen, rupee India 0,22 persen, dolar Singapura 0,19 persen, ringgit Malaysia 0,19 persen, won Korea Selatan 0,13 persen, dan baht Thailand 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya dolar Hong Kong yang stagnan. Lalu, yuan China dan yen Jepang melemah masing-masing 0,36 persen dan 0,31 persen.
Sedangkan mata uang utama negara maju kompak menguat dari dolar AS. Rubel Rusia menguat 0,54 persen, poundsterling Inggris 0,33 persen, dolar Kanada 0,24 persen, dolar Australia 0,19 persen, euro Eropa 0,13 persen, dan franc Swiss 0,08 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong menilai penguatan nilai tukar rupiah terjadi karena sentimen turunnya jumlah kasus virus corona atau covid-19 di dunia. Data terakhir WHO mencatat jumlah kasus dunia mencapai 108,62 juta orang.
"Salah satunya karena itu. Hal itu meningkatkan risk appetite ke Indonesia," ucap Lukman.
Tapi di sisi lain, penguatan rupiah juga didorong oleh pelemahan dolar AS yang terjadi karena keraguan investor akan pemulihan ekonomi di AS. Hal ini menambah tinggi ekspektasi pelaku pasar terhadap stimulus fiskal dari negeri Paman Sam.