Tak Terpengaruh PKPU, GRP Siap Jadi Produsen Baja Dunia
Status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sementara PT Gunung Raja Paksi (GRP) Tbk disebut tidak berpengaruh terhadap proses bisnis industri baja swasta nasional tersebut. Memasuki pekan keempat sejak putusan hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, GRP tetap yakin bisa menjadi pemimpin industri baja bertaraf internasional.
"GRP konsisten dengan transformasi yang dilakukan. Karena hanya dengan transformasi, kami yakin bisa menjadi produsen baja kelas dunia," kata Presiden Komisaris PT GRP Tony Taniwan di Jakarta, Kamis (18/2).
Transformasi GRP yang dimaksud adalah perubahan dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang dikelola secara profesional. Pada peringatan hari jadi ke-50 pada Oktober silam, GRP meluncurkan penanda transformasi berupa logo baru yang menggambarkan tekad perusahaan untuk meningkatkan kualitas produksi dan terus berinovasi.
"Termasuk keinginan mewakili nama Indonesia di pasar dunia dan terus berkontribusi dalam membangun negeri, sebagaimana dicerminkan warna merah dan putih pada logo," kata Tony.
Tony mengungkapkan, salah satu manfaat transformasi adalah pengelolaan perusahaan secara lebih transparan agar mempermudah pengawasan dan koordinasi. Misalnya, dengan menggunakan dashboard untuk memantau kinerja perusahaan di setiap bagian, termasuk operasional, produksi, penjualan, maupun keuangan.
"Jadi semua data terkait indikator-indikator kinerja perusahaan tersedia secara real-time, sehingga manajemen selalu mendapatkan informasi terbaru jika perlu mengambil keputusan di rapat kerja mingguan," paparnya.
Komisaris GRP Kimin Tanoto juga meyakini bahwa transformasi merupakan cara untuk menciptakan kembali gairah bisnis dan membangun kebaikan yang lebih besar bagi industri baja di Indonesia. Untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar, lanjutnya, perusahaan melakukan banyak perubahan agar menjadi produsen baja kelas dunia.
"Tidak hanya logo, namun juga transisi dari manajemen keluarga menjadi manajemen yang lebih profesional, serta penguatan prinsip good governance," ujar Kimin.
Kimin mengakui, transformasi bisnis tak selalu didukung penuh oleh para pemangku kepentingan perusahaan. Untuk mengatasi perbedaan tersebut, pihaknya memilih berdiskusi secara konstruktif.
Transformasi Digital
Dalam proses transformasi perusahaan, GRP bekerja sama dengan dua perusahaan internasional, yaitu IBM Indonesia dan SAP Indonesia. Kerja sama tersebut merupakan wujud transformasi digital, agar interaksi berjalan lebih efektif, efisien, dan transparan dalam proses rantai pasok dan pelanggan.
Dengan IBM Services, GRP menerapkan solusi IBM IMPACT Solutions for Mill Product & Mining menggunakan SAP S/4Hana Business Process Hierarchy, serta memuat proses bisnis khusus untuk industri pengolahan baja dan pertambangan. Selain itu, IBM juga memakai pendekatan secara tangkas (agile) dengan IBM Ascend Methodology.
Komisaris GRP Edward Hasan pun turut menyatakan bahwa proses adopsi teknologi mutlak diperlukan. Proses yang membutuhkan waktu 10 sampai 11 bulan sejak September 2020 itu disebut bertujuan mendukung perkembangan GRP, sekaligus industri baja di Indonesia.
"Kami percaya, transformasi merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kegiatan hasil bisnis di Indonesia agar memberikan dampak baik dan kontribusi yang lebih besar bagi industri baja di Indonesia. Kami akan terus melakukan berbagai perubahan untuk mempertahankan posisi kami sebagai produsen baja kelas dunia dan sebagai yang terdepan di industri ini," ujar Edward.
(rea)