Dukung Pemulihan Ekonomi UMKM, BRI Sasar Segmen Ultra Mikro

BRI | CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2021 14:12 WIB
BRI akan mendukung optimisme pelaku UMKM seperti yang ditunjukkan lewat survei BMSI baru-baru ini dengan upaya menyentuh segmen ultra mikro.
Direktur Utama BRI Sunarso dalam pemaparan terkait survei BMSI di Jakarta, Kamis (18/2). (Foto: Bank BRI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penurunan BRI Micro dan SME Index (BMSI) dari 84,2 di kuartal III tahun 2020 menjadi 81,5 di kuartal IV disebut tak mengurangi optimisme pelaku UMKM di kuartal I tahun 2021. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, hal itu terlihat dari hasil Survei Aktivitas Bisnis UMKM yang menyatakan ekspektasi BMSI masih berada di atas ambang batas 100.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Kamis (18/2), Sunarso memaparkan tiga faktor penyebab turunnya BMSI. Masing-masing adalah dampak pembatasan aktivitas sosial dan mobilitas masyarakat, faktor musiman, serta cuaca.

Komponen BMSI yang mengalami penurunan terbesar adalah volume produksi dan nilai penjualan, sementara pada BMSI sektoral, industri hotel dan restoran yang paling terdampak. Industri pengolahan dinyatakan sebagai satu-satunya industri yang meningkat, seiring kenaikan aktivitas usaha dalam antisipasi permintaan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sunarso menyebut, pada kuartal IV-2020, indeks ekspektasi BMSI tercatat di 105,4. Indeks itu lebih rendah dibandingkan kuartal III-2929, yang berarti optimisme pelaku UMKM menyambut kuartal I tahun 2021 tak setinggi saat menjelang kuartal IV-2020. Hal itu disebabkan oleh peningkatan tren kasus baru Covid-19, diikuti pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa dan Bali.

Selanjutnya, melalui survei tersebut BRI mendapati bahwa meskipun penilaian pelaku UMKM terhadap perekonomian secara umum menurun, tetapi penilaian terhadap kinerja pemerintah masih tetap tinggi.

"Hal ini terlihat pada meningkatnya indeks kepercayaan pelaku usaha (IKP) UMKM kepada pemerintah pada kuartal IV-2020 ke level 136,3 dari level 126,8 di kuartal sebelumnya. IKP di atas batas 100 menandakan bahwa pelaku UMKM percaya pada kemampuan pemerintah menjalankan tugas dan kewajibannya. Kenaikan komponen IKP kuartal IV-2020 tertinggi terjadi pada indikator keyakinan yang mengukur kemampuan pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi," tutur Sunarso.

Menurut Sunarso, pelaku UMKM akan semakin yakin bahwa perekonomian akan kembali pulih bila pandemi berhasil dikendalikan. Keyakinan itu turut didukung dengan kelanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional.

"Program restrukturisasi, subsidi bunga, dan pinjaman baru terbukti memberikan dampak positif terhadap kinerja usaha UMKM untuk bisa bertahan dan bangkit. Kemampuan debitur UMKM menjadi lebih baik dalam memenuhi kewajibannya membayar pokok dan bunga pinjaman," katanya.

Di sisi lain, riset Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyatakan dari 57 juta UMKM di Indonesia, 30 juta UMKM belum mendapat akses pendanaan formal. Data itu ditambah fakta 5 juta UMKM di antaranya masih menggunakan rentenir sebagai sumber pendanaan.

Untuk itu, BRI terus berupaya mencari sumber pertumbuhan baru di segmen UMKM, terutama segmen mikro. Sunarso menegaskan, ke depannya perusahaan akan menyentuh segmen ultra mikro.

"BRI menyadari untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen ultra mikro dibutuhkan teknologi dan digitalisasi sehingga BRI dapat melayani masyarakat sebanyak-banyaknya dengan biaya semurah mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara go smaller, go shorter, dan go faster," ungkap Sunarso.

(rea)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER