Irenius Prianbodo meyakini keterbatasan tak semestinya jadi rintangan untuk berkontribusi membangun negeri. Sepenuh hati ia menjalankan tugas sebagai Mantri BRI Unit Kobalima di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, giat meningkatkan kesadaran inklusi di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) Indonesia.
Menurut survei BPS pada 2015, Kabupaten Malaka berpenduduk 171 ribu jiwa dengan sektor pertanian sebagai sumber daya unggulan. Setiap hari, Irenius berupaya mendekatkan akses keuangan kepada masyarakat dan memberikan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Timur itu.
Saat bekerja, Irenius mengaku dipermudah oleh BRISpot, yakni sistem pengajuan pinjaman yang dilakukan secara daring, sehingga Mantri BRI tidak perlu ke kantor untuk meminta persetujuan berkas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fasilitas ini dirasa amat membantu, mengingat setiap harinya selama hampir 5 tahun, Irenus harus menempuh rute yang belum layak, puluhan kilometer antar satu desa ke desa lain untuk melayani masyarakat di daerah tanpa aliran listrik, hingga memberi edukasi tentang layanan perbankan digital.
Tak jarang, ia meminta bantuan dari ketua adat atau tokoh masyarakat tentang pentingnya menggunakan layanan keuangan dari bank. Menurut pria asli NTT itu, edukasi harus diberikan rutin dan berulang, terus-menerus karena mayoritas warga setempat belum mengenal produk dan jasa keuangan dari lembaga formal. Masih banyak penduduk yang memanfaatkan jasa rentenir, meskipun bunga pinjaman yang ditanggung terhitung memberatkan.
"Kalau kami kebanyakan hadapi (masyarakat) yang soal pinjaman. Jadi saat saya datang ke sini, kebanyakan (masyarakat) pakai pinjaman dari rentenir. Saya didik masyarakat supaya kenal bank. Sekarang sudah mulai beralih dari rentenir jadi pinjam ke bank. Memang butuh waktu untuk mendidik masyarakat," ujarnya.
Tak hanya itu, Irenus pun aktif membantu pencairan berbagai bantuan dari pemerintah untuk masyarakat Kabupaten Malaka. Ia membantu mengecek dan bantuan bagi warga, karena banyak penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang belum paham cara mengakses informasi dan mengambil bantuan sesuai aturan.
"Kami bantu sampai mereka dapat BPUM atau bantuan-bantuan lain, dengan tetap protokol (kesehatan) pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak selama proses itu. Memang begini kondisinya di Malaka, harus butuh bantuan banyak pihak agar pertambahan nilai ekonomi masyarakat bisa cepat," kata Irenus.
Irenus tak sendiri. Dedikasi yang sama turut ditunjukkan oleh puluhan ribu Mantri BRI di daerah-daerah lain, membuat mereka menjadi sosok yang berperan penting menjaga dan memulihkan perekonomian Indonesia.
"Keberadaan Mantri BRI memiliki pengaruh dan penting bagi upaya pemberdayaan masyarakat pada usaha mikro dengan tiga peran utama: literasi dasar, literasi bisnis, dan literasi digital, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa pertumbuhan perekonomian daerah setempat," ujar Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.
(rea)