
Warren Buffett Kasih 'Wejangan' ke Investor Dunia

Warren Buffett, orang terkaya peringkat ke-8 di dunia, memperingatkan soal tren imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah AS yang menyentuh level terendahnya, yaitu satu persen. Menurut dia, yield rendah akan mendorong investor untuk berinvestasi di aset-aset berisiko.
"Obligasi bukan tempat yang tepat untuk berinvestasi di akhir-akhir ini," tulis Buffett lewat surat tahunan Berskhire Hataway, dilansir CNN Business, Selasa (2/3).
Bahkan, bank-bank sentral negara lain, salah satunya Jepang, juga menetapkan suku bunga acuan di level negatif. Tujuannya, agar merangsang perusahaan dan pemerintah untuk mengambil kredit atau pinjaman demi meningkatkan aktivitas ekonomi.
Persoalannya, yield obligasi jadi turun ke level sangat rendah, yang berpotensi menghilangkan keuntungan investasi, seperti pengelolaan dana pensiun dan asuransi, seperti Berkshire.
Memang, akhir-akhir ini, yield obligasi AS kembali menanjak ditopang oleh harapan pemulihan ekonomi, sejalan dengan masifnya vaksinasi covid-19 dan stimulus AS.
Namun, sejarah mencatat yield obligasi masih sanga rendah. Pengalaman Buffett menyebut yield obligasi yang terlalu rendah dapat mendatangkan berbagai risiko pada masa depan.
"Beberapa asuransi dan investor obligasi mungkin mencoba memindahkan asetnya dari (portofolio) keuntungan yang sangat rendah saat ini," terang Buffett.
Padahal, aset-aset berisiko bukan jalan keluar untuk mendapatkan bunga yang sesuai di era sekarang. Buffett mengingatkan bahwa industri perbankan dan pemberi pinjaman hanya akan menghancurkan diri sendiri apabila mengabaikan risiko itu.
Buffett mencontohkan krisis simpan pinjam (The Savings and Loan Crisis) di AS pada 1980-an silam yang mengakibatkan kebangkrutan ribuan peminjam perumahan kecil.
Sayangnya, Buffett tidak memberikan saran dalam surat tersebut. Namun, ia mengisyaratkan yield rendah masih akan bertahan hingga beberapa waktu ke depan.
"Investor yang mengandalkan pendapatan tetap apakah itu dana pensiun, perusahaan asuransi atau pensiunan sedang menghadapi masa depan yang suram," tandasnya.

Laba Adhi Karya Susut 96 Persen Jadi Rp23,7 M pada 2020
Ekonomi • 2 jam yang lalu
Mengenal Gudang Baru, Perusahaan yang Digugat Gudang Garam
Ekonomi 5 jam yang lalu
10 Uang Kripto Favorit Investor di Indonesia
Ekonomi 6 jam yang lalu