Tak hanya memikirkan strategi meningkatkan bisnis di dalam negeri, Hery mengatakan BSI juga sudah menyiapkan target pengembangan pasar di luar negeri. Salah satunya kawasan timur tengah.
Keinginan ini semakin besar setelah berkomunikasi dengan CEO Dubai Islamic Bank Adnan Chilwan pada Rabu (3/3) kemarin. Mulanya, kata Hery, Dubai Islamic Bank mengaku antusias dengan hasil merger tiga bank syariah pelat merah di Indonesia, sehingga bank asal Uni Emirat Arab itu mulai menjalin komunikasi dengan BSI.
Dari hasil komunikasi, kedua bank sepakat ingin menjajaki kemungkinan kerja sama dalam pemasaran surat utang syariah alias sukuk global, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di industri syariah, hingga mencicip pasar timur tengah melalui pembiayaan dan pengembangan produk bank di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin bench marking apa saja yang sudah dilakukan Dubai Islamic Bank dan kalau cocok, kita terapkan di BSI, termasuk soal risk management. Ada keinginan kita juga untuk penetrasi pasar middle east dan sukuk global bagi WNI yang butuh," katanya.
Untuk mencapai target ini, BSI berencana mendirikan kantor atau unit kerja di kawasan timur tengah untuk membantu penyerapan dan penyaluran sukuk global pemerintah Indonesia. Jika terealisasi, rencana ini akan membuat semakin banyak investor luar negeri yang tertarik berinvestasi sesuai syariat Islam untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di Indonesia.
"Kami bisa kerja sama dengan Dubai Islamic Bank yang punya channel dan punya market di sana," pungkasnya.
(uli/agt)