Tutup Pekan, Rupiah Menguat ke Rp14.385 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.385 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (12/3) sore. Posisi tersebut menguat 0,14 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.405 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.371 per dolar AS, atau menguat dibandingkan posisi sebelumnya yakni Rp14.421 per dolar AS.
Sore ini, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Kondisi ini tercermin dari yen Jepang turun 0,53 persen, dolar Singapura melemah 0,47 persen, ringgit Malaysia melemah 0,28 persen, yuan China turun 0,18 persen, dan bath Thailand melemah 0,64 persen.
Lihat juga:'Orang Terkaya' Baru RI versi Sri Mulyani |
Sementara itu, dolar Taiwan naik 0,12 persen, won Korea Selatan naik 0,19 persen, peso Filipina bertambah 0,19 persen, dan rupee India naik 0,19 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju kompak loyo di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris turun 0,41 persen, dolar Australia melemah 0,55 persen, dolar Kanada turun 0,26 persen, dan franc Swiss berkurang 0,67 persen.
Analis komoditas Ariston Tjendra mengatakan penguatan mata uang Garuda kali ini masih didorong oleh euforia pengesahan paket stimulus fiskal AS. Seperti diketahui, DPR AS akhirnya menyetujui paket stimulus senilai US$1,9 triliun yang diajukan Presiden Joe Biden pada Rabu (10/3) waktu setempat.
Melansir Reuters, US$400 miliar dari stimulus tersebut akan digunakan untuk memberikan bantuan langsung tunai senilai US$1.400 kepada masyarakat AS demi menghadapi tekanan ekonomi akibat virus corona.
"Faktor pendorongnya masih euforia stimulus AS," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Ia menuturkan pemberian stimulus jumbo tersebut mendorong ekspektasi pemulihan ekonomi AS, serta ekonomi global akibat pandemi covid-19. Dengan demikian, pasar kembali melirik investasi di aset berisiko termasuk mata uang di negara berkembang, seperti Indonesia.
"Tapi kenaikan rupiah tertahan yield (imbal hasil) obligasi AS yang sempat naik lagi tadi siang," imbuhnya.