Susi Pudjiastuti Minta Buwas 'Berjuang' Tolak Impor Beras

CNN Indonesia
Kamis, 18 Mar 2021 19:35 WIB
Mantan KKP Susi Pudjiastuti meminta Dirut Bulog Budi Waseso berjuang menolak penugasan impor beras sebanyak 1 juta ton. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Bisma Septalismaa).
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti meminta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas untuk berjuang menolak rencana impor beras sebanyak 1 juta ton dalam waktu dekat.

Permintaan itu diungkapkan Susi melalui cuitan di akun media sosial Twitter pribadinya @susipudjiastuti pada Kamis (18/3).

Menurutnya, impor beras memang tidak diperlukan karena potensi produksi dari panen tahun ini sangat bagus.

"Pak Buwas, panen tahun ini sangat bagus. Jangan mau untuk impor. Please fight Pak," cuit Susi seperti dikutip oleh CNNIndonesia.com.

Sebelumnya, pemerintah sudah mengungkapkan rencana impor beras tersebut ke publik. Tapi, Buwas mengklaim rencana itu muncul bukan atas permintaan Bulog.

Ia mengatakan Bulog tidak meminta impor karena percaya dengan data potensi produksi beras dari panen raya yang sudah diprediksi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan data, produksi beras diperkirakan mencapai 14,54 juta ton pada Januari-April 2021.

Jumlahnya lebih tinggi dari Januari-April 2019 dan Januari-April 2020, masing-masing 13,63 juta ton dan 11,46 juta ton.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan rencana impor beras merupakan ide dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

"Data BPS menyampaikan Maret, April, Mei itu surplus. Itu yang kami jadikan pedoman. Sehingga saat kita rakortas (rapat koordinasi terbatas), kita tidak memutuskan impor. Hanya, kebijakan Pak Menko dan Pak Mendag, kami akhirnya dikasih penugasan tiba-tiba untuk melaksanakan impor," ungkap Buwas.

Sementara, Mendag Lutfi mengatakan impor sengaja disiapkan untuk intervensi harga di pasar melalui operasi pasar (OP) lewat Perum Bulog apabila terjadi kenaikan harga beras.

"Soal jumlah, harga, dan waktu (impor) itu ada di kantong saya. Saya akan pakai itu hanya pada saat-saat tertentu untuk mengintervensi pasar, yang biasanya kejadian itu adalah memastikan bahwa harga sesuai dengan harga internasional dan kemampuan masyarakat, artinya kalau harga naik terus masyarakat tidak mampu ya kami harus intervensi," jelas Lutfi.

Sedangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan impor sejatinya baru rencana. Tapi, belum pasti kapan akan direalisasikan.

"Jujur, ingin saya katakan dalam forum ini bahwa rencana impor itu baru dalam wacana dan saya sama sekali belum melihat ada keputusan yang pasti terhadap itu," kata Syahrul.



(uli/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK