Batik Air Jelaskan Penumpang Meninggal Usai Sesak Napas
Maskapai Batik Air menjelaskan alasan penerbangan nomor ID-6187 pada Kamis (18/03) rute Timika, Papua Barat menuju Bandara Soekarno-Hatta, Banten dialihkan dan melakukan pendaratan di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Pengalihan pendaratan dilakukan karena salah seorang penumpang berinisial MN membutuhkan bantuan medis. Penumpang berusia 21 tahun itu mengaku sesak di bagian dada.
Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan pedoman protokol kesehatan perusahaan, MN menerima bantuan dari tenaga medis dalam penerbangan tersebut.
Menurut prosedur kerja penanganan penumpang, awak kabin kemudian memberikan POB (tabung oksigen portabel) dengan tindakan melonggarkan pakaian yang mengikat, membersihkan wajah penumpang, menyandarkan kursi serta memasangkan masker oksigen.
Menurut Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro, pilot penerbangan yakni Made Betha Yoga Pradnyana memutuskan untuk pengalihan pendaratan (divert) ke bandar udara terdekat.
Pesawat mendarat pada 15.37 WITA di bandara Sultan Hasanuddin dan MN menerima penanganan dan penjemputan untuk dibawa ke rumah sakit.
"Batik Air mendapatkan informasi dari pihak rumah sakit, penumpang MN meninggal dunia yang menyatakan adalah tim medis rumah sakit," katanya, dikutip dari rilis pada Jumat (19/3).
Danang menyebut petugas Batik Air di Makassar bersama pendamping membantu proses pengurusan jenazah dan administrasi.
Kemudian, pesawat berkode penerbangan ID-6187 mengudara kembali (18/03) dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanudin pada 16.44 WITA dan sudah mendarat di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pukul 17.44 WIB.
Danang memastikan dalam penerbangan itu semua penumpang serta awak pesawat sudah menjalani pemeriksaan kesehatan covid-19 dan dinyatakan negatif.
"Sebelum masuk ke pesawat udara (ketika berada di terminal keberangkatan) surat hasil uji kesehatan sudah diverifikasi oleh petugas medis dari lembaga yang berwenang," tambahnya.
Dia juga menyebutkan sebelum keberangkatan tidak ada penumpang yang memberikan informasi dengan kondisi tertentu yang menyangkut kesehatan seperti sakit.
"Atas nama manajemen dan seluruh karyawan Batik Air mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya MN di rumah sakit," tutupnya.