Impor Perikanan Nyaris Rp1 T pada Januari-Februari 2021
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan impor produk perikanan mencapai 42.079 ton, dengan nilai US$65,34 juta atawa sekitar Rp942,2 miliar (kurs Rp14.420 per dolar AS) pada periode Januari-Februari 2021.
Impor didominasi oleh komoditas tepung ikan dengan volume impor sebesar 24.465 ton atau setara 58,1 persen dari total ekspor. Nilainya sebesar US$16,94 juta.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebut angka itu lebih kecil dari stok produk perikanan yang diambil dari dalam negeri. Namun, ia tak merinci berapa stok lokal yang dimaksudnya.
Lihat juga:Pemerintah Putuskan Impor Garam 3 Juta Ton |
"Impor terhadap (produk) ikan ada di 42 ribu ton dengan nilai US$65 juta, lebih kecil daripada jumlah stok ikan yang diambil dari dalam negeri," katanya pada rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, dikutip Jumat (19/3).
Sedangkan rincinya, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menunjukkan komoditas lainnya yang paling banyak diimpor adalah makarel, tuna-cakalang, dan lemak-minyak ikan.
Untuk makarel, selama dua bulan terakhir sebanyak 5.844 ton diimpor dengan nilai transaksi sebesar US$8,07 juta. Lalu, 2.300 ton tuna-cakalang diimpor dengan nilai sebesar US$3,65 juta.
Kemudian, lemak-minyak ikan dengan volume impor sebesar 1.476 ton diimpor dengan nilai US$2,18 juta. Adapun, komoditas lainnya dalam daftar tersebut termasuk udang, rajungan, salmon-trout, cod, dan lainnya.
Di kesempatan itu, eks wakil menteri pertahanan itu mengatakan terjadi kenaikan nilai tukar petani secara bulanan atau month-to-month (mom) sebesar 0,33 persen, yaitu dari 102,83 menjadi 103,16 untuk periode Januari ke Februari 2021.
"Sedangkan nilai tukar pembudidaya ikan untuk Januari 2021 101,26 naik pada Februari menjadi 101,52," tandasnya.