Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta pemilik bioskop lebih gencar mengajak masyarakat menonton film di layar lebar dengan protokol kesehatan di tengah pandemi virus corona (covid-19). Airlangga ingin ekonomi, khususnya industri perfilman bangkit kembali.
"Saya berharap bioskop-bioskop bisa lebih gencar lagi menggaungkan bahwa nonton di bioskop akan tetap aman dengan memperhatikan protokol kesehatan. Kalau stigma itu bisa sampai ke publik, mereka akan kembali berani nonton di bioskop," kata Airlangga dalam keterangan resmi, Sabtu (20/3).
Airlangga menyebut pemerintah sudah mengizinkan bioskop buka kembali setelah sempat tutup berbulan-bulan akibat pandemi covid-19. Namun, masyarakat belum berani datang langsung ke bioskop.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua umum Partai Golkar itu baru saja bertemu insan perfilman dan industri kreatif yang diwakili oleh Triawan Munaf, Mira Lesmana, Dian Sastro, Wicky Olindo, Joko Anwar, Dewinta Hutagaol, Sunil Samtani, Chand Parwez, hingga Angga Dwimas Sasongko pada Jumat (19/3) kemarin.
Airlangga berjanji pemerintah membuat kebijakan baru untuk pemulihan ekonomi di sektor perfilman apabila pihak bioskop dan para pelaku industri perfilman nasional bisa menarik minat masyarakat untuk menonton lagi.
Menurutnya, janji ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepadanya agar mendengarkan keluhan para insan perfilman dan industri kreatif.
"Penuhi persyaratan itu, nanti akan kami dorong," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, para pekerja perfilman menyampaikan beberapa keluh kesah mereka. Misalnya, pendapatan mereka turun karena 90 persen pendapatan berasal dari pemutaran film di bioskop, namun minat menonton belum pulih.
Sedangkan pemutaran film dalam jaringan atau online streaming rupanya belum mampu mendatangkan pendapatan yang setimpal. Mereka juga meminta stimulus fiskal untuk pemulihan ekonomi di industri perfilman Indonesia.
Menurut mereka stimulus ini perlu karena pekerja industri perfilman cukup banyak, yaitu mencapai 2.418 sub-usaha dengan pekerja mencapai 50 ribu orang pada 2019. Selain itu, industri perfilman tanah air sejatinya punya prospek yang cerah bila bisa pulih di tengah pandemi.
Sejak industri ini keluar dari Daftar Negatif Investasi (DNI) sesuai kebijakan pemerintah pada 2016, aliran investasi mengalir cukup deras. Bahkan, industri ini mampu menoreh sejarah tertinggi, yaitu masuk dalam 10 industri film terbesar di dunia.