Lira Anjlok 17 Persen Usai Erdogan Pecat Bos Bank Sentral
Lira Turki anjlok lebih dari 17 persen ke level 8,47 per dolar AS pada awal perdagangan Senin (22/3). Itu terjadi setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan memecat kepala bank sentral negara Naci Agbal yang selama ini dinilai ramah pasar.
Tak berapa lama, Lira pulih sedikit dan menguat ke level 8,09 per dolar AS. Recep Tayyip Erdogan memecat Agbal pada Jumat (19/3) pekan lalu dan menunjuk mantan anggota parlemen partai berkuasa Sahap Kavcioglu sebagai penggantinya.
Erdogan tidak menjelaskan mengapa Agbal dicopot. Yang pasti, pemecatan itu dilakukan hanya berselang sehari setelah bank menaikkan suku bunga lebih dari dua poin persentase menjadi 19 persen untuk mengatasi inflasi.
Langkah Agbal itu memicu kritik keras dari Kavcioglu. Melalui sebuah komentar yang ia tulis dalam kolom untuk surat kabar pro-pemerintah, ia menentang keras kecenderungan Agbal untuk menaikkan suku bunga.
Sementara itu, keputusan Erdogan mengganti Agbal juga memicu reaksi dari pasar. Para analis meyakini pergantian komandan bank sentral akan membuat mereka menganut keyakinan tidak ortodoks seperti Erdogan; suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan inflasi.
Langkah Erdogan juga memicu ketakutan investor. Mereka khawatir keputusan itu mengganggu independensi bank dan menimbulkan kekhawatiran tentang pergolakan keuangan baru di negara itu.
"Keputusan Erdogan untuk memecat Gubernur Agbal, yang telah berusaha untuk menanamkan stabilitas harga dan persepsi kemandirian bank, sekarang menimbulkan pertanyaan apakah Gubernur baru akan menurunkan suku bunga sambil tetap bertujuan untuk melawan inflasi yang lebih tinggi," kata Rodrigo dari National Australia Bank seperti dikutip dari AFP, Senin (22/3).
Sebagai informasi, Agbal pada November tahun lalu ditunjuk Erdogan untuk menghentikan penurunan tajam lira yang memang diketahui anjlok ke level 8,5 per dolar AS pada awal 2020 lalu.
(agt/afp)