Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menyatakan stok bahan pangan di Kota Kembang aman menjelang Ramadan. Kondisi itu membuat harga bahan pangan di pasar tradisional masih stabil.
Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mangaku sudah mengonfirmasi ke gudang Bulog, para distributor pangan dan sejumlah gudang ritel untuk memastikan ketersediaan stok pangan.
"Perlu kami tegaskan kembali stok ketersediaan semua komoditas dalam kondisi aman dan tersedia. Tidak hanya menjelang Ramadan tapi Insyaallah sampai Idulfitri," kata Elly di Bandung, Selasa (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pantauan Disdagin, Elly menyebutkan harga bahan pangan di pasar tradisional masih relatif stabil. Sekalipun terdapat kenaikan, masih dalam batas wajar sehingga belum memerlukan intervensi melalui Operasi Pasar Murah (OPM).
"Bahkan, harga telur kini masih di bawah HET (Harga Eceran Tertinggi)," ujarnya.
Selain memantau harga telur, tim dari Disdagin terjun ke lapangan untuk memantau harga cabai rawit merah. Dari komoditas cabai yang sebelumnya melejit, kini justru perlahan sudah mulai menurun ke bawah Rp100 ribu per kilogram dengan batas paling bawah di kisaran Rp80 ribu per kilogram.
"Kenapa bisa turun? Itu karena April ini beberapa produsen cabai rawit merah memasuki masa panen. Mudah-mudahan sampai nanti ini masa panen masih cukup panjang," ungkapnya.
Elly pun mengimbau kepada para pelaku perdagangan tak coba-coba untuk menimbun barang. Dia memastikan Tim Satgas Pangan yang dikomandoi oleh Polrestabes Bandung akan mengincar para penimbun.
"Kalau ada pedagang yang bermain menimbun untuk memperoleh keuntungan yang tinggi jelas nanti Satgas Pangan Kota Bandung akan turun dan melihat siapa yang bermain menaikkan harga tidak pada tempatnya. Kebetulan itu Kasatreskrim Polrestabes sebagai Ketua Satgas Pangan akan terjun mencari yang menimbun," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar memperkirakan menjelang Ramadan akan ada kenaikan permintaan sekitar 10-15 persen. Artinya, persoalan di Kota Bandung bukan hanya mengendalikan harga namun juga mengamankan ketersediaan stok.
"Kota Bandung diuntungkan dari posisinya sebagai konsumen terbesar sehingga pangan itu banyak masuk. Jadi ketersediaan masih melebihi dari kebutuhan. Hanya memang menjelang Ramadan dan Idulfitri ada perubahan pola konsumsi yang meningkat dan pada akhirnya mempengaruhi harga," kata dia.
Untuk itu, Gin Gin terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait seperti para produsen, distributor, penyuplai, pedagang, Satgas Pangan dan para pakar untuk tetap memastikan ketersediaan pangan di Kota Bandung mencukupi.