Konsumen RI Masih Pesimis, Rupiah Melemah ke Rp14.565
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.565 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (9/4) sore. Posisi tersebut melemah 0,21 persen dibandingkan perdagangan Kamis (8/4) sore di level Rp14.535 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.580 per dolar AS, atau sama dengan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.580 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,34 persen, dolar Singapura melemah 0,10 persen, dolar Taiwan melemah 0,09 persen, won Korea Selatan melemah 0,34 persen, dan peso Filipina melemah 0,07 persen.
Kemudian rupee India melemah 0,38 persen, yuan China melemah 0,12 persen dan bath Thailand melemah 0,07 persen. Hanya ringgit Malaysia yang terpantau menguat 0,04 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,23 persen, dolar Australia menguat 0,59 persen. Sebaliknya, dolar Kanada melemah 0,30 persen dan franc Swiss melemah 0,13 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi indeks dolar mengalami penguatan meski berada pada posisi terlemah sepanjang tahun ini akibat buruk data ketenagakerjaan serta kebijakan suku bunga rendah The Federal Reserve (The Fed).
Sementara itu, investor juga mencermati komentar terbaru dari Gubernur The Fed Jerome Powell terkait kemungkinan berubahnya sikap bank sentral atas kebijakan dovish yang berlangsung hingga saat ini.
"Karena The Fed terus mempertahankan pendiriannya, di seberang Atlantik, Bank Sentral Eropa membahas kenaikan yang lebih kecil dalam pembelian obligasi, menurut risalah dari pertemuan Maret yang dirilis kemarin," ucapnya dalam keterangan tertulis.
Sementara dari dalam negeri Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia (BI) turut menekan pergerakan rupiah.
Pada Maret 2021, BI memang mengumumkan IKK berada di 93,4 meningkat dari Januari dan Februari yang berada di level 85,8 dan 84,9. Namun hal tersebut masih berada di zona pesimistis, yakni di bawah level 100.
"IKK di Maret memang sudah membaik tetapi konsumen cenderung masih pesimistis atau belum pede memandang perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang," jelasnya.
Untuk perdagangan pekan depan Ibrahim memprediksi rupiah masih akan melemah dengan pergerakan di rentang Rp14.545-14.590 per dolar AS.