Pemesanan tiket bus antar kota antar provinsi (AKAP) mulai ramai jelang larangan mudik pada 6 hingga 17 Mei mendatang. Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani mengatakan lonjakan pemesanan terjadi untuk jadwal keberangkatan 18 April hingga 5 Mei 2021.
"Berdasarkan data kami seminggu ini, sudah ada kenaikan 60 persen. Tapi ini wajar karena siklusnya biasanya memang begitu, seminggu setelah ramadan pesanan naik," ujarnya kepada CNNIndonesia.com Kamis (15/4).
Menurut Sani, sapaan akrabnya, kenaikan pesanan juga terjadi karena ada beberapa masyarakat ingin 'mencuri' waktu lebih awal untuk mudik. Untuk itu lah, kata dia, para pengusaha bus AKAP sepakat untuk menaikkan harga jual tiket, mengingat tingginya permintaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada rencana mau naikkan tarif kurang lebih 25-50 persen jadi lihat jarak. Kalau jarak jauh kan sudah mahal mungkin kenaikannya around 25 persen. Kalau jarak dekat yang tarifnya murah mungkin sampai 50 persen," jelasnya.
Dihubungi terpisah, Direktur PT Gunung Harta Transport Solution I Gede Yoyok Santoso membenarkan pemesanan tiket bus mulai mengalami kenaikan.
Peningkatan permintaan tersebut, kata dia, juga sudah diikuti dengan kenaikan harga tiket untuk beberapa rute perjalanan. Namun, menurut Yoyok, kenaikan pemesanan tiket tak sebesar musim mudik sebelum masa pandemi covid-19.
"Ada kenaikan, tapi belum signifikan kalau dibandingkan sebelum pandemi. Untuk harga tiket itu juga tergantung tujuan. Tapi saya belum bisa sebut persentasenya," tuturnya.
Yoyok juga mengatakan perusahaannya belum memutuskan untuk menghentikan operasional pada 6-17 Mei mendatang. Sebab, perjalanan orang ke luar daerah masih diperbolehkan dengan beberapa syarat dan ketentuan.
"Kami juga masih lihat situasinya. Jangan-jangan nanti seperti tahun lalu. Dilarang tapi ternyata masih ada angkutan yang beroperasi kan," pungkasnya.