Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memproyeksi Indonesia akan menjadi negara dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) terendah di antara beberapa negara di dunia di tengah pandemi covid-19. Sementara yang tertinggi adalah Jepang.
Ramalan IMF ini dibagi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 secara virtual pada Kamis (29/4). Dalam ramalan itu, banyak negara yang rasio utangnya bengkak karena membutuhkan dana untuk penanganan pandemi.
"Utang publik (negara-negara di dunia) terhadap GDP (PDB) mengalami kenaikan, namun sekali lagi, dibandingkan negara-negara di lingkungan G20 maupun ASEAN, Indonesia masih relatif dalam situasi yang modest," ujar Ani, sapaan akrabnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IMF memperkirakan rasio utang Indonesia akan naik dari kisaran 30,5 persen pada 2019 menjadi 38,5 persen terhadap PDB pada 2020. Artinya, rasio utang Indonesia meningkat sekitar 8 persen dalam setahun.
Sementara, rasio utang Jepang diperkirakan naik 28,2 persen dari 238 persen pada 2019 menjadi 266,2 persen terhadap PDB pada 2020.
Menurut IMF Jepang akan menjadi negara dengan rasio utang tertinggi dan negara dengan persentase kenaikan rasio tertinggi. Sedangkan persentase kenaikan rasio utang terhadap PDB terendah adalah Singapura, yakni 1,2 persen.
Proyeksinya, rasio utang negeri singa naik dari 130 persen menjadi 131,2 persen terhadap PDB pada 2020 akibat pandemi.
"Ini menunjukkan bahwa seluruh negara di dunia melakukan countercyclical, itu artinya defisit anggaran mereka meningkat dan utang publik meningkat," jelasnya.
Kondisi itu, sambungnya, menjadi persoalan global saat pandemi maupun pascapandemi. Hal tersebut menimbulkan dinamika di pasar keuangan, termasuk dalam pengelolaan utang publik maupun swasta.
Kendati demikian, Ani memastikan pemerintah Indonesia akan terus berhati-hati dalam mengelola APBN agar tetap sehat sekalipun masih perlu melakukan banyak penerbitan surat utang ke depan.
"Ini pilihan yang tidak mudah, namun harus dilakukan antara menyehatkan APBN, menyehatkan ekonomi, meneruskan pembangunan, semuanya harus tetap dilakukan dengan keseimbangan yang baik," jelasnya.
Berikut rincian ramalan IMF selengkapnya:
1. Singapura, naik 1,2 persen
Rasio utang pada 2019: 130 persen
Rasio utang pada 2020: 131,2 persen
2. Vietnam, naik 3,3 persen
Rasio utang pada 2019: 43,4 persen
Rasio utang pada 2020: 46,6 persen
3. Korea Selatan, naik 6,5 persen
Rasio utang pada 2019: 41,9 persen
Rasio utang pada 2020: 48,4 persen
4. Indonesia, naik 8 persen
Rasio utang pada 2019: 30,5 persen
Rasio utang pada 2020: 38,5 persen
5. China, naik 9,1 persen
Rasio utang pada 2019: 52,6 persen
Rasio utang pada 2020: 61,7 persen
6. Thailand, naik 9,4 persen
Rasio utang pada 2019: 41,1 persen
Rasio utang pada 2020: 50,4 persen
7. Meksiko, naik 11,8 persen
Rasio utang pada 2019: 53,7 persen
Rasio utang pada 2020: 65,5 persen
8. Filipina, naik 11,9 persen
Rasio utang pada 2019: 37 persen
Rasio utang pada 2020: 48,9 persen
Lihat juga:Daftar Bansos yang Cair Jelang Lebaran 2021 |
9. Jerman, naik 13,8 persen
Rasio utang pada 2019: 59,5 persen
Rasio utang pada 2020: 73,3 persen
10. Prancis, naik 20,6 persen
Rasio utang pada 2019: 98,1 persen
Rasio utang pada 2020: 118,7 persen
11. Amerika Serikat, naik 22,5 persen
Rasio utang pada 2019: 108,7 persen
Rasio utang pada 2020: 131,2 persen
12. Italia, naik 27 persen
Rasio utang pada 2019: 134,8 persen
Rasio utang pada 2020: 161,8 persen
13. Jepang, naik 28,2 persen
Rasio utang pada 2019: 238 persen
Rasio utang pada 2020: 266,2 persen