Menteri BUMN Erick Thohir ingin 10 perusahaan pelat merah Indonesia bisa masuk ke dalam daftar perusahaan terbesar dunia versi majalah Forbes (Forbes Global Companies). Keinginan ini untuk mengejar prestasi China yang menyumbang lebih dari 50 perusahaan dalam daftar tersebut.
Sementara Indonesia, baru punya empat BUMN yang masuk dalam daftar tersebut, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI di peringkat ke-347, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ke-487, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ke-708, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk alias BNI ke-1.053.
"Kalau sekarang kita punya empat (dalam daftar Forbes), kenapa kita tidak bisa punya 10 ke depannya? China bisa memasukkan lebih dari 50 perusahaan dan saya rasa dengan benchmarking China setidaknya kita seperlimanya," ujar Erick di acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 secara virtual, Kamis (29/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengejar target tersebut, Erick mengatakan pemerintah mulai memetakan strategi. Misalnya, untuk BRI dilakukan dengan membentuk holding atau penggabungan usaha dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT PNM (Persero).
"BRI kami perkuat dengan Pegadaian dan PNM agar fokus ke ultra mikro di mana BRI kami ubah strateginya tidak boleh (beri) pinjam korporasi mencapai 40 persen, tapi 20 persen saja dan 80 persennya harus untuk UMKM," terangnya.
Sementara untuk BNI, strateginya adalah dengan menjadikan bank berlogo 46 ini sebagai bank bertaraf internasional. Nantinya, Erick ingin BNI bisa memiliki pasar internasional yang lebih luas sehingga bisa memperoleh penghimpunan dana yang lebih murah dari luar negeri.
"BNI punya footprint di mana ada di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa, ini salah satu keunggulan BNI dan bisa mendukung pasar ekspor dan global untuk Indonesia," jelasnya.
Di luar itu, Erick juga ingin BUMN lain ikut bergerak untuk meningkatkan nilai perusahaan mereka. Salah satu hal yang sudah dilakukan pemerintah adalah dengan menggabungkan tiga bank BUMN syariah menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk alias BSI.
"Ini bisa masuk top 7 dari perusahaan Himbara dan kami targetkan top 10 in the world. Kami ingin semua BUMN harus bisa bangun dari tidur, harus menjadi raksasa yang bisa bersaing. Percuma kita downsizing BUMN dari 143 menjadi 41, tetapi tetap kecil," pungkasnya.