Jelang berlakunya larangan mudik Lebaran 2021 pada 6-17 Mei 2021, 13 ribu lebih penumpang kereta api di wilayah PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 8 disebut melakukan perjalanan jarak dekat maupun jarak jauh.
Manajer Humas Daop 8 Surabaya Luqman Arif. Mobilitas 13 ribu penumpang itu, kata dia, terjadi pada Jumat-Minggu, 30 Maret-2 Mei 2021, atau H-7 larangan mudik.
"Pada weekend kemarin, Jumat-Minggu, volume penumpang [keberangkatan] di seluruh stasiun Daop 8 sekitar 13 ribu," kata Luqman kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luqman mengatakan jumlah keberangkatan itu didominasi oleh penumpang KA lokal dengan tujuan Malang, Kertosono dan Bojonegoro. Ia menyebut perjalanan itu dilakukan oleh pekerja yang pulang pergi ke daerahnya.
Namun, kata Luqman, ada pula sekitar 4.000 penumpang kereta jarak jauh yang berangkat menuju ke wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.
"Sekitar 4.000, mas, jumlah KA jarak jauh yang berangkat dari Daop 8," ucapnya.
Selain keberangkatan, di periode yang sama, sekitar 13 ribu penumpang juga tiba di stasiun-stasiun wilayah Daop 8. Mayoritas, kata Luqman, adalah penumpang KA Lokal.
"Kedatangan penumpang di Daop 8 kurang lebih sama dan dominasi juga penumpang KA Lokal," ujar dia.
Luqman mengatakan, volume penumpang yang berangkat dari stasiun di wilayah Daop 8 ini masih dalam jumlah yang normal, jika dibandingkan periode akhir pekan sebelumnya.
Namun, secara keseluruhan, Luqman mengakui bahwa memang jumlah volume penumpang di Daop 8, mengalami pertambahan dibanding masa-masa sebelum Ramadan
"Secara jumlah jauh berbeda dengan masa-masa sebelum Ramadan," katanya.
Ia menambahkan, saat larangan mudik resmi berlaku nanti, Daop 8 masih menunggu instruksi dari pusat dan Kementerian Perhubungan.
"Kami masih menunggu keputusan dari pusat. Karena ada pengecualian bagi yang kerja dinas dan lain-lain," ucapnya.
Pantauan CNNIndonesia.com di Stasiun Surabaya Pasarturi, sejumlah calon penumpang kereta mulai memadati ruang tunggu. Mereka nampak membawa tas ransel, kardus hingga koper-koper.
Salah satu penumpang KA Harina, rute Surabaya - Bandung, Jawa Barat, Kurniawan, mengaku sengaja pulang kampung lebih awal menghindari kebijakan larangan mudik, pemerintah.
![]() |
"Ya bagaimanapun, Lebaran itu tradisi, ya saya mudik lebih awal, toh belum ada larangan," kata Kurniawan.
Kurniawan yang merupakan perantau asal Bandung yang bekerja di perusahaan konstruksi di Surabaya ini mengatakan, dirinya mendukung kebijakan pemerintah yang melarang mudik. Menurutnya hal itu untuk menghindar meningkatnya penularan kasus Covid-19
"Sebenarnya saya mendukung [kebijakan larangan mudik]. Pemerintah nggak mau seperti kejadian di India," ujarnya.
Namun, ia mengaku terpaksa mudik karena ingin bertemu istri dan anak-anaknya di Bandung. Lagi pula, kata dia, kantornya sudah meliburkan karyawan sebelum larangan mudik resmi berlaku.
(frd/arh)