Menteri BUMN Erick Thohir memastikan PT Pertamina International Shipping (PIS) akan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) tahun ini. Namun, ia belum bisa membocorkan kapan tepatnya subholding PT Pertamina (Persero) itu bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Di samping itu, sambung Erick, pihaknya masih perlu melihat perkembangan aksi korporasi yang akan terjadi di pasar baik itu swasta maupun BUMN.
"Insyaallah tahun ini. Tapi kalau bulannya kapannya belum bisa (diberitahukan), karena proses daripada rencana go public ini adalah kami harus melakukan sosialisasi dan koordinasi," ujarnya dalam peresmian PIS sebagai subholding PT Pertamina (Persero), Rabu (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Erick Thohir Bakal Bubarkan 7 BUMN |
Erick juga mengapresiasi gerak cepat Pertamina dalam pembentukan PIS sebagai subholding Pertamina International Shipping dan Marine Logistic. Pasalnya, ketika sudah dilepas ke publik, PIS bukan hanya bergerak di bidang pengapalan saja, tetapi juga ke logistik kelautan.
Di samping itu, menurutnya, pembentukan subholding di bidang shipping dan logistik tersebut juga cukup strategis sebab selama ini memang persoalan yang mendasar di Indonesia adalah supply chain. Padahal, menjaga rantai pasok adalah bagian dari upaya menjaga ketahanan Indonesia.
"Jadi secara strategi, pasarnya dan persaingan bisnis modelnya, ini akan jauh lebih sustain karena ini terintegrasi, tidak hanya kapalnya, port-nya, tapi juga storage-nya," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengatakan bertransformasinya PIS menjadi integrated marine company akan membuat kapitalisasi pasar perusahaan tersebut meningkat hingga sepuluh kali lipat.
Pasalnya dalam sepuluh tahun ke depan kebutuhan minyak masih akan terus tumbuh dan perlu didukung oleh infrastruktur logistik yang handal.
Ia mencontohkan, pertumbuhan konsumsi LPG sebesar 4,2 persen per tahun membutuhkan kapasitas storage yang lebih besar. Sementara saat ini, 22 persen kapasitas storage dalam negeri masih dilayani pihak ketiga.
"Nanti aset-aset ini, storage port terminal tambat ini juga bagian dari integrasi marine logistic yang akan menaikkan stabilitas cashflow. Ditambah lagi demand-nya shipping kan sudah jelas, karena Pertamina tiap hari kurang lebih produk crude butuh 600 ribuan per hari untuk diimpor," tuturnya.