Digital Banking, Strategi BRI Group untuk Sasar Gig Economy
BRI Group melalui BRI Agro melakukan transformasi yang bertujuan untuk menciptakan infrastruktur digital bagi para pekerja di sistem gig economy.
Gig economy merupakan pasar tenaga kerja yang identik dengan karyawan kontrak jangka pendek atau pekerja lepas (freelancer). Di era industri 4.0, Indonesia memiliki potensi besar dalam gig economy yang belum terlayani maksimal oleh para pelaku industri keuangan.
Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang mengatakan, perusahaan fokus bergerak sebagai bank digital karena potensi yang dimiliki para pelaku sistem gig economy. Data BPS menyatakan, per 2020 jumlah pekerja independen atau kontrak pendek di Indonesia mencapai 46 juta orang, tumbuh 27 persen secara tahunan.
"Full time employer berkurang 8,8 persen karena pandemi, dan bertumbuhnya gig economy itu memberikan sumber potensi baru sebenarnya untuk saat ini yang belum terlayani oleh bank. Kami dari BRI Agro ingin fokus bagaimana menciptakan digital infrastructures untuk gig economy yang di dalamnya ada (pekerja) half-unemployed, freelancers. Segmen inilah yang perlu dilayani, sehingga ketika pemerintah ingin menyalurkan apapun yang perlu disalurkan misalnya, bisa dilakukan melalui BRI Agro," ujar Kaspar.
Dalam menjalani perak baru ini, BRI Agro menjunjung visi untuk menjadi House of Fintech dan Home of Gig Economy. Ke depannya, perusahaan akan mengandalkan kerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi finansial seperti perusahaan tekfin dan startup, menyasar masyarakat yang bekerja dan beraktivitas di segmen agritech, ride hailing, e-commerce, dan lain-lain dengan lebih optimal.
Menurut Kaspar, perusahaan tekfin merupakan mitra penting bagi BRI Agro kini dan nanti demi pertumbuhan berkelanjutan perusahaan. Untuk itu, integrasi dan kolaborasi antara BRI Agro dengan perusahaan tekfin sudah dilakukan berdasarkan Application Programming Interface (API).
API sendiri merupakan infrastruktur yang memungkinkan perusahaan satu dengan lainnya terhubung secara cepat dan presisi. Melalui kerja sama berbasis API, layanan perbankan BRI Agro bisa dengan mudah diakses masyarakat pengguna tekfin yang bekerja sama.
"Produk-produk (keuangan) enggak perlu kami miliki semua, tapi kami bisa menjadi distributor of financial services, yang penting kami punya basic infrastrukturnya. Contohnya, ada layanan pembukaan tabungan secara digital dan bisa tercipta akun baru hanya kurang dari 5 menit. Kemudian untuk digital lending bisa dengan scan wajah, KTP, lalu uangnya ditransfer dalam waktu kurang dari 2 menit," papar Kaspar.
Lebih lanjut, Kaspar memastikan bahwa BRI Agro akan sepenuhnya hadir dalam bentuk digital, mulai dari penyediaan produk tabungan hingga pinjaman. Dalam waktu dekat, BRI Agro juga akan meluncurkan produk-produk terbaru sebagai solusi kebutuhan masyarakat dan pekerja di sistem gig economy.
Sejak dua tahun lalu, BRI Agro telah memiliki modal melangkah berupa lisensi pembiayaan digital. Kredit menengah pun disebut sudah tidak dilanjutkan. BRI Agro hanya akan berfokus pada kredit di bawah Rp1 miliar.
"Nanti kami akan menciptakan super app, kedua menyalurkan kredit-kredit di bawah Rp1 miliar via digital dengan penyaluran yang lebih cepat, dan terakhir yakni fokus untuk berkolaborasi dengan Open API," ujar Kaspar.
(rea)