Beberapa serikat buruh memiliki pandangan yang berbeda terhadap seruan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) untuk memboikot produk-produk PT Indomarco Prismatama (Indomaret) akibat dugaan kriminalisasi terhadap anggota serikat mereka, Anwar Bessy.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) misalnya, menyatakan siap ikut aksi boikot produk Indomaret begitu sinyal diberikan oleh FSPMI. Sebab, KSPI mengutamakan solidaritas antar buruh, khususnya bagi buruh yang menjadi korban kriminalisasi perusahaan.
"Sebagai solidaritas sesama buruh, aksi solidaritas anggota KSPI lainnya juga akan dilakukan mendukung perjuangan melawan kriminalisasi buruh FSPMI yang sedang berjuang menuntut THR dan berujung ancaman penjara," kata Presiden KSPI Said Iqbal kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Said memaparkan saat ini KSPI sudah mulai memberi sosialisasi rencana boikot ini kepada para anggotanya. Sosialisasi diberikan sebagai pemberitahuan sembari menunggu kelanjutan kasus Anwar di pengadilan.
Berbeda, Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia tidak serta merta akan ikut memboikot produk Indomaret. Pasalnya, sejauh ini belum ada ajakan resmi dari Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz.
"Kita belum berikan keputusan karena Bung Riden sendiri belum meminta dukungan kepada federasi serikat pekerja atau buruh yang lain, termasuk Aspek secara pribadi dan resmi. Jadi Aspek belum mengambil sikap untuk memboikot," ungkap Presiden Aspek Indonesia Mirah Sumirat.
Bila FSPMI sudah meminta dukungan boikot pun, sambung Mirah, para buruh di Aspek Indonesia harus lebih dulu menggelar rapat bersama. Hal ini sejalan dengan mekanisme pengambilan keputusan dan sikap yang berlaku di dalam asosiasi.
"Kami akan memutuskan hal tersebut, memboikot atau tidak, ikut atau tidak, ini harus melalui atau melewati mekanisme yang ada di internal Aspek Indonesia sendiri. Jadi harus melewati rapat pimpinan, rapat pengurus, jadi keputusan itu diambil secara kolektif kolegial secara bersama-sama. Nanti apapun hasilnya akan menjadi sikap dari Aspek Indonesia," terangnya.
Kendati begitu, Mirah menekankan Aspek Indonesia tentu tetap mendukung penyelesaian kasus dugaan kriminalisasi terhadap buruh FSPMI. Sebab, Aspek Indonesia tetap memiliki nilai solidaritas kepada sesama buruh yang menjadi korban kriminalisasi.
"Tentu solidaritas ini ada di visi misi dan tentu ada di garis perjuangan kami di serikat buruh, tidak memandang serikat buruh yang mana," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz mengeluarkan seruan boikot karena anggota serikat mereka, Anwar Bessy, dibawa ke ranah hukum usai merusak gypsum perusahaan saat menagih pembayaran tunjangan hari raya (THR) 2020.
Ia mengaku kecewa dengan manajemen perusahaan karena mengkriminalisasi Anwar untuk hal sepele, padahal Anwar tengah menagih haknya atas pembayaran THR.