ANALISIS

Menakar Keampuhan Gaji ke-13 PNS Angkat Ekonomi RI

CNN Indonesia
Jumat, 21 Mei 2021 10:32 WIB
Ekonom menilai kucuran gaji ke-13 dan THR PNS tidak signifikan mengangkat ekonomi kuartal II 2021 karena kontribusinya di bawah 1 persen terhadap pertumbuhan.
Ekonom menilai kucuran gaji ke-13 dan THR PNS tidak signifikan mengangkat ekonomi kuartal II 2021 karena kontribusinya di bawah 1 persen terhadap pertumbuhan. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah ekonom memperkirakan kontribusi THR dan gaji ke-13 Aparatur Negeri Sipil (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) tak berpengaruh signifikan terhadap kontribusi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021. Pasalnya, kontribusinya masih di bawah 1 persen terhadap konsumsi dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Ekonom Center of Reform of Economics (CORE) Yusuf Rendy menilai rendahnya daya ungkit THR dan gaji ke-13 tak lepas dari jumlah PNS yang cuma sekitar 5 persen dari total tenaga kerja Indonesia.

"PNS tidak terlalu besar, yang banyak itu kan swasta, industri. Jadi tidak terlalu besar, itu bisa merepresentasikan dampak ke konsumsi nasional dan pertumbuhan ekonomi," ujar Yusuf kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Yusuf melihat dampak belanja dari THR tahun ini sudah jauh lebih baik ketimbang 2020 lalu. Pusat perbelanjaan terlihat ramai jelang Lebaran kemarin.

"Namun belum bisa mendorong konsumsi ke level sebelum pandemi, belum bisa optimal," kata Yusuf.

Oleh karena itu, ia memprediksi mentok-mentok tingkat konsumsi hanya tumbuh sekitar 4 persen. Dengan kata lain, angkanya belum bisa kembali seperti sebelum pandemi yang mencapai 5 persen.

Jika itu terealisasi, Yusuf menyatakan ekonomi domestik juga akan tumbuh sekitar 4 persen-5 persen. Prediksi ini masih jauh dari target Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mencapai 7 persen.

"Daya beli memang sudah membaik, tapi kalau ekonomi sampai 7 persen itu masih belum bisa ke arah sana. Daya beli masih tertahan untuk sampai ke sana," pungkas Yusuf.

Senada Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan THR kemungkinan besar hanya dinikmati ASN dan pekerja swasta di sektor formal. Sementara, mereka yang bekerja di sektor informal berpotensi tak dapat THR karena keuangannya masih sulit di tengah pandemi covid-19.

"Selama covid-19 masyarakat lebih banyak bekerja di sektor informal. Memang, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor informal selalu lebih banyak dari yang formal, tapi karena covid-19 jumlahnya naik kencang," ucap Eko.

Selain itu, beberapa perusahaan swasta juga menerapkan pembayaran THR secara bertahap kepada pekerja karena kondisi likuiditas mereka mengetat. Hal itu menyebabkan pekerja mengurangi porsi belanjanya jelang Lebaran.

"THR hanya pekerja formal. Tapi belum semua dapat juga karena masih ada perusahaan yang kesulitan, ada potong gaji, ada THR dicicil," terang Eko.

Lagipula, sambung Eko, peredaran uang THR jelang Lebaran juga lebih banyak di kota-kota besar. Dengan demikian, dampaknya tak menyeluruh hingga ke daerah-daerah kecil.

Dengan situasi ini, Eko memprediksi kontribusi THR dan gaji ke-13 kurang dari 1 persen untuk konsumsi. Sementara, konsumsi diprediksi hanya tumbuh sekitar 3 persen.

"Untuk pertumbuhan ekonomi berharap 5 persen, itu prediksi optimistis, tapi dengan catatan Juni harus ada gebrakan lagi entah hari belanja online apa yang bisa mendorong," jelas Eko.

Sebelumnya, Jokowi mengakui ekonom meragukan target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 7 persen pada kuartal II 2021. Pasalnya, ekonomi Indonesia masih minus 0,74 persen pada kuartal I 2021.

"Ekonom banyak sampaikan, ekonomi minus 0,74 persen kok lompat jadi 7 persen," ungkap Jokowi.

Namun, Jokowi kekeh ekonomi Indonesia bisa tembus 7 persen pada periode April-Juni 2021. Ia mengklaim punya data dan hitungan yang jelas.

Kendati demikian, target Jokowi itu disertai catatan yaitu penurunan kasus penularan covid-19, angka kesembuhan tinggi, dan tingkat okupansi rumah sakit rendah. Jika ini terjadi, masyarakat akan mulai percaya diri untuk melakukan konsumsi.

[Gambas:Video CNN]



(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER