Iran melarang penambangan besar-besaran uang kripto, termasuk bitcoin, selama empat bulan terhitung sejak saat ini sampai dengan 22 September mendatang. Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut kebijakan itu diambil karena banyak kota besar di negaranya yang mengalami pemadaman listrik akibat penambangan bitcoin.
Seiring dengan Pemilu Presiden Iran yang akan dilaksanakan bulan depan, pemadaman listrik memang menjadi sorotan masyarakat Iran. Pemerintah Iran menjadikan penambangan aset kripto itu sebagai kambing hitam atas masalah itu.
"Larangan penambangan uang kripto efektif saat ini hingga 22 September. Sekitar 85 persen dari penambang yang ada di Iran saat ini tidak memiliki izin," katanya seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (27/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, bitcoin dan uang kripto lainnya didapat dengan proses penambangan yang melibatkan persaingan antar komputer untuk menyelesaikan masalah matematika yang kompleks.
Proses tersebut membutuhkan energi besar dan kerap kali menggunakan tenaga listrik yang mengandalkan penggunaan bahan bakar fosil.
Menurut Menurut perusahaan yang menganalisis Blockchain, Elliptic listrik yang dibutuhkan untuk kripto setara dengan sekitar 10 juta barel minyak mentah setahun.
Itu setara 4 persen dari total ekspor minyak Iran pada 2020.
Itu bisa terjadi karena berdasarkan catatan mereka sekitar 4,5 persen dari semua pertambangan bitcoin berada di Iran. Ini membuat mereka mendapat ratusan miliar dolar AS dalam aset kripto.
Iran mengizinkan penambangan aset kripto. Selama beberapa tahun terakhir, Iran bahkan telah menerima penambangan kripto dengan menawarkan daya murah.
Tapi sebagai ganti atas fasilitas itu, Iran mengharuskan penambang untuk menjual bitcoin mereka ke bank sentral guna membiayai impor.
(agt/agt)