Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan banyak korporasi yang lebih memilih pembiayaan melalui pasar modal ketimbang perbankan selama pandemi covid-19.
Menurutnya, tingginya suku bunga menjadi salah satu penyebab rendahnya permintaan kredit dari perbankan.
"Pasar modal lebih positif karena sekarang lebih murah dibandingkan ngambil kredit bunga (perbankan), sehingga sekarang switching ke pasar modal," ujarnya di Komisi XI DPR, Rabu (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:Daftar Nasabah Gratis Cek Saldo ATM Link |
Wimboh mencatat ada 55 perusahaan yang menggalang pendanaan dari pasar modal dengan nilai emisi dari penawaran efek mencapai Rp53,35 triliun.
Penggalangan dana dilakukan melalui pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO), penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue, penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), penawaran umum berkelanjutan (PUB) EBUS tahap I dan PUB EBUS Tahap II.
Di luar itu, masih ada 83 perusahaan yang tercatat di pipeline yang akan menerbitkan efek dengan total nilai Rp81,26 triliun.
"Sehingga kami yakin di pasar modal ini yang jelas di depan mata tahun ini Rp134,6 triliun. Dari yang sudah di-issued dan di pipeline dan akan ada emiten-emiten baru. Pasar modal ada ruang untuk memberikan pembiayaan ke sektor riil ke depan," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wimboh menyampaikan hingga kuartal 1 2021 pertumbuhan kredit perbankan ditopang oleh bank buku IV dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Menurutnya, penurunan suku bunga kredit perbankan selama pandemi covid-19 juga tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap pertumbuhan kredit.